Senin, 21 Jul 2025
Senin, 21 Juli 2025

Bukan Sekadar Memberi Makan, MBG Tambolaka Tanamkan Ilmu Gizi ke Rumah-rumah

astako, Sumba Barat Daya, NTT — Sejak dapur pelayanan Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, anak-anak sekolah dan ibu hamil di daerah tersebut mulai terbiasa menyantap makanan sehat dengan menu bergizi seimbang.

Di balik dapur tersebut, berdiri sosok Albertina Susana Momo, ahli gizi lokal yang sehari-hari memastikan setiap porsi makanan yang disajikan memenuhi standar gizi nasional.

Menu yang disajikan pun tak melulu bergantung pada bahan makanan luar. Justru sebaliknya, dapur MBG Tambolaka dikenal luas karena pemanfaatan bahan lokal seperti jagung manis, yang ternyata sangat disukai anak-anak.

“Kalau bahan makanan lokalnya sendiri kami di sini menggunakan bahan makanan lokal jagung. Di situ, jagung itu kandungan gizinya ada karbohidrat, ada juga serat, protein, terus ada juga kalsium di dalamnya, yang terkandung di dalamnya, ada juga vitamin,” ujar Albertina dalam wawancara di SPPG Tambolaka saat ditemui pekan ini di Sumba Barat Daya.

Menurutnya, respon anak-anak terhadap menu jagung sangat positif. Selain rasanya manis, variasi penyajian yang berbeda dari kebiasaan di rumah membuat mereka lebih lahap menyantapnya.

“Untuk respons sendiri dari anak-anak mereka suka karena jagungnya itu manis, bukan sepat, terus jarang juga di orang tua mereka buat sayur itu campur jagung. Jadi, ketika kita bervariasi di dapur, anak-anak itu suka dengan menu ini karena jagung ini termasuk jagung yang manis kita pake adalah jagung manis,” jelasnya.

Tak hanya jagung, menu harian dapur MBG mencakup sumber gizi lengkap: beras sebagai karbohidrat utama, ayam, telur, ikan sebagai protein hewani, tempe dan tahu sebagai protein nabati, serta sayuran lokal seperti buncis, wortel, dan kacang panjang.

Dengan pendekatan gizi seimbang dan berbasis lokal ini, dapur MBG bukan hanya memberi makan, tapi sekaligus mengedukasi.

Albertina menyampaikan bahwa pola konsumsi yang terbentuk dari dapur MBG bisa jadi panutan bagi rumah tangga. “Semoga dengan ini juga, orang tua lebih membuka pola pikir mereka, di mana mereka ‘oh, ternyata makanan yang baik untuk anak saya itu seperti ini dan seperti itu’,” ujarnya.

Kegiatan dapur MBG di Tambolaka juga membuka lapangan kerja dan melibatkan masyarakat luas. Dari petani lokal hingga ibu rumah tangga kini terlibat dalam produksi dan distribusi makanan bergizi.

Menurut Albertina, program ini tidak hanya menekan angka stunting, tapi juga memberdayakan masyarakat yang sebelumnya belum terserap lapangan kerja.

“Kesan dan pesan saya, semoga kegiatan ini program dari Pak Presiden ini berlangsung karena sangat banyak dampak positif yang kita dapat, contohnya juga buat kami tenaga gizi yang masih menganggur, terus akuntansi yang masih menganggur, untuk masyarakat yang luas contohnya untuk ibu-ibu mereka yang belum ada pekerjaan, jadi mereka bisa bekerja di dapur,” tuturnya.

Dengan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir—dari petani ke dapur, dari dapur ke rumah tangga—program MBG di Tambolaka menjadi contoh konkret bagaimana kebijakan pangan bisa menyatu dengan misi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Rubrik Sama :

Di Hadapan Kader PSI, Prabowo Tegaskan Ekonomi RI Bangkit dan Optimis

astakom, Solo — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan kabar positif terkait capaian investasi nasional. Dalam pidatonya di hadapan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI),...

Tantangan Pembentukan Koperasi Merah Putih, Jangan Ulangi Kesalahan Lama

astakom, Jakarta — Pemerintah menggulirkan gagasan ambisius di Bulan Koperasi tahun ini: membentuk 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih. Tujuannya mulia—membangkitkan ekonomi desa,...

Azikin Solthan Dorong Penguatan BPSPL: Kunci Kelautan Berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia

astakom, Maros — Anggota Komisi IV DPR RI, Azikin Solthan, menyoroti pentingnya memperkuat kinerja Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) yang berada...

Visi Radikal untuk Ekonomi Rakyat, Saatnya Energi dan Tambang Dikelola Koperasi

astakom, Jakarta — Momentum Bulan Koperasi dijadikan pengingat untuk kembali pada amanat konstitusi dan memperluas imajinasi ekonomi rakyat. Muhammad Risal, mantan Sekjend Koperasi Pemuda...
Cover Majalah

Update