astakom, Ambon — Upaya pengembangan ekonomi kreatif di Ambon mendapat sorotan positif dari Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati.
Dalam kunjungan kerjanya ke RR Studio Kayu Putih, Rabu (12/6) lalu, ia mengapresiasi langkah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang telah masuk ke fase akselerasi pengembangan sektor musik di daerah.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Namun, Saraswati juga menekankan bahwa tantangan masih banyak, terutama di sisi distribusi dan pengakuan hak cipta.
“Saat ini Kemenparekraf sudah masuk ke fase akselerasi setelah inkubasi. Produksi sudah bisa dilakukan di daerah, namun distribusi masih menjadi tantangan. Bagaimana akses pasar, pengakuan hak cipta, dan promosi karya harus menjadi perhatian,” ujar Sara, sapaan akrabnya, seperti dikutip astakom.com, Sabtu (14/6).
Kunjungan tersebut memperlihatkan potensi besar yang dimiliki Ambon sebagai kota musik dunia. Menurut Sara, kehadiran Kemenparekraf tidak hanya menjadi pemicu semangat pelaku ekonomi kreatif, tetapi juga harus menjadi jembatan yang menghubungkan potensi lokal dengan pasar nasional maupun global.
Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem ekonomi kreatif yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Harapannya, seluruh proses mulai dari produksi hingga pemanfaatan ekonomi dapat dikelola secara sistematis agar para pelaku di daerah bisa berkarya dengan hasil yang berkelanjutan.
“Untuk lima tahun ke depan, kita dorong terbentuknya ekosistem menyeluruh. Mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan ekonomi. Ini penting agar masyarakat di mana pun bisa menghasilkan dan menikmati hasil karya mereka,” jelasnya.
Dalam pengamatan politikus Partai Gerindra ini, keberlanjutan ekonomi kreatif juga sangat bergantung pada dukungan dari sektor perbankan dan lembaga keuangan.
Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan hak kekayaan intelektual (HKI) sebagai instrumen finansial, yang seharusnya sudah mulai diadopsi lebih luas.
“Kita perlu sistem yang memungkinkan IP atau hak cipta digunakan sebagai jaminan. Perbankan harus ikut bergerak. Jangan sampai kita tertinggal dari negara lain yang sudah menjadikan karya anak bangsa sebagai soft power,” tegasnya.
Sara juga mengingatkan bahwa kekuatan pariwisata Indonesia tidak hanya bersandar pada keindahan alam dan destinasi fisik semata. Ia menyebut pentingnya penguatan unsur budaya lokal melalui produk kerajinan, seni pertunjukan, hingga pengalaman wisata berbasis komunitas.
“Setiap destinasi pasti punya produk budaya yang bisa dibawa pulang baik itu souvenir, pertunjukan, atau pengalaman. Ini yang perlu dikembangkan, dan Ambon sudah memulai dengan menjadikan musik sebagai kekuatan utama. Ini sangat luar biasa jika terus diperkuat,” pungkasnya.
Dengan dukungan regulasi, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen dari para pemangku kepentingan, Saraswati berharap sektor ekonomi kreatif—khususnya musik—di Ambon dan daerah lainnya bisa terus tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru Indonesia.