astakom, Jakarta — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Program ini menyasar penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sebagai upaya menurunkan angka stunting yang masih menjadi tantangan besar nasional.
Baca juga
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita di Indonesia mencapai 27,7 persen.
Berdasarkan data UNICEF, angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan prevalensi stunting tertinggi kelima di dunia.
Stunting tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan jangka panjang, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan potensi intelektual generasi mendatang.
Tokoh muda asal Makassar, Darmawangsa Mampawa, menekankan pentingnya pemenuhan gizi sejak dini untuk mencegah stunting.
“Pemenuhan gizi optimal sejak masa awal kehidupan adalah fondasi utama untuk mencegah stunting. Studi dari World Bank menunjukkan bahwa investasi dalam nutrisi dapat meningkatkan pendapatan per kapita hingga 10 persen dalam jangka panjang,” ujarnya.
Selain manfaat kesehatan, program MBG juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan dengan melibatkan pelaku UMKM dan petani lokal dalam rantai pasokan makanan bergizi.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menjadi tulang punggung penyediaan lapangan kerja nasional.
“Program ini memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Melibatkan UMKM dan perempuan dalam rantai pasok memperkuat ekonomi berbasis komunitas,” tambah Darmawangsa.
Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia menjadi negara maju dengan SDM yang unggul.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan bahwa intervensi di bidang gizi dan pendidikan merupakan kunci utama dalam mewujudkan visi tersebut.
Keberhasilan jangka panjang program MBG sangat bergantung pada konsistensi pelaksanaan dan evaluasi yang berkelanjutan.
Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.
Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045.