astakom, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menegaskan bahwa di tengah tekanan ekonomi global, Indonesia tetap konsisten menjaga arah kebijakan fiskal yang bersifat jangka panjang.
Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Indonesia Credit Spotlight 2025 bertajuk ‘Balancing Short-Term Headwinds and Long-Term Policy Objectives‘, yang berlangsung di Jakarta, Rabu (7/5).
Baca juga
Dalam paparannya, Suahasil menyoroti urgensi untuk tidak terjebak dalam respons jangka pendek semata. Ia menekankan bahwa meskipun kondisi dunia penuh ketidakpastian, arah pembangunan ekonomi Indonesia tetap harus berlandaskan visi jangka menengah dan panjang.
“Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa Indonesia, meskipun menghadapi gejolak global ini, tetap menjaga fokus pada tujuan jangka menengah dan panjang untuk memastikan bagaimana Indonesia bisa berkembang secara ekonomi,” jelas Suahasil dalam rilis yang diterima astakom.com, Kamis (8/5).
Ia juga mengingatkan bahwa realita ekonomi global saat ini tengah memasuki masa sulit yang menuntut negara-negara untuk mengambil langkah adaptif. Namun, ia menolak pendekatan reaktif semata, dan mendorong perumusan kebijakan yang visioner dan berkelanjutan.
“Dunia ini tidak baik-baik saja. Lingkungan ekonomi yang penuh gejolak memaksa kita untuk fokus hanya pada jangka pendek. Padahal, kita perlu berpikir dalam perspektif jangka menengah dan panjang,” tambahnya.
Suahasil kemudian menjelaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan reformasi struktural, sekaligus menjaga keberlanjutan fiskal sebagai fondasi pertumbuhan. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah optimalisasi efisiensi anggaran 2025 melalui pengurangan belanja yang tidak relevan.
“Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 menginstruksikan kami untuk mencapai efisiensi sebesar Rp 256 triliun, yang sekitar 23-24 persen dari anggaran kementerian,” ungkapnya.
Meski mencatatkan defisit anggaran sebesar Rp 104,2 triliun hingga akhir Maret 2025, Suahasil menegaskan bahwa angka tersebut masih dalam koridor yang telah disepakati bersama DPR.
Ia memastikan bahwa postur anggaran tetap mampu mendukung program prioritas pemerintah, termasuk lewat strategi peningkatan rasio pajak dan mobilisasi pendapatan.
Di akhir pidatonya, Suahasil menekankan pentingnya menjaga kredibilitas dan efisiensi dalam pengelolaan fiskal nasional agar dapat menopang pertumbuhan yang inklusif dan produktif.
“Kami berkomitmen untuk menjaga kredibilitas anggaran, menjaga defisit anggaran di bawah 3 persen, dan memastikan efisiensi anggaran yang telah dimulai di awal 2025 dapat mendukung program pemerintah,” tutupnya.
Dengan arah kebijakan yang tetap fokus pada fondasi jangka panjang, pemerintah berharap Indonesia mampu melewati tekanan global dengan tetap menjaga momentum pembangunan berkelanjutan.