astakom, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan apresiasi atas kelancaran penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. Namun di sisi lain, masih terdapat ruang perbaikan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan haji di masa mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa’adi, mengingat penyelenggaraan haji pada tahun 2026 mendatang akan dialihkan dari Kementerian Agama (Kemenag) ke Badan penyelenggara (BP) Haji.
Baca juga
“Meski secara umum lancar, kami melihat masih ada ruang bagi perbaikan penyelenggaraan haji di masa mendatang,” ujarnya seperti dikutip astakom.com, Selasa (17/8).
Menurut Zainut, dinamika penyelenggaraan haji tahun ini tidak bisa dilepaskan dari proses transformasi yang tengah berlangsung di Arab Saudi, baik dalam aspek manajemen maupun digitalisasi.
Perubahan ini, kata dia, menuntut pemerintah Indonesia yang dalam hal ini Kemenag untuk melakukan penyesuaian sistematis, terutama dalam tahapan persiapan haji dari dalam negeri.
“Ke depan, perlu dilakukan penyesuaian yang lebih sistematis guna menyingkronkan seluruh tahapan persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia dan Arab Saudi. Ini mencakup skema pelunasan, pembentukan kloter, hingga rencana penempatan jemaah di Arab Saudi,” jelasnya.
Kendati demikian, MUI menilai bahwa Kemenag telah menjalankan tugasnya dengan baik, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan di lapangan. Untuk itu, ia berharap penyelenggaraan haji tahun ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi BP haji, agar penyelenggaraan tahun depan bisa lebih baik lagi.
“Kemenag telah memberi pondasi yang kuat dan pelajaran berharga bagi BP Haji yang akan meneruskan estafet penyelenggaraan ibadah haji di masa mendatang. Semoga revisi UU dan penyiapan regulasinya bisa segera difinalisasi,” tambah Zainut.
Selain Kemenag, apresiasi juga disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk DPR, Kementerian Kesehatan, BPKH, BPK, BP Haji, serta para petugas haji di lapangan.
“Secara khusus, apresiasi dan rasa hormat kami sampaikan kepada para petugas haji Indonesia yang terus bekerja keras hingga saat ini dalam rangka melayani jemaah di tengah cuaca yang sangat ekstrem tanpa mengenal lelah,” ujarnya.
Terkait cuaca ekstrem di Arab Saudi yang bisa mencapai 45 derajat Celcius, Zainut mengimbau para jemaah untuk menjaga kondisi tubuh dan menyesuaikan aktivitas ibadah dengan kondisi kesehatan mereka.
“Kami imbau jemaah terus menjaga kesehatan jelang kepulangan ke Tanah Air atau keberangkatan menuju Madinah. Sesuaikan aktivitas dengan kondisi kesehatan, serta jangan terlalu memaksakan diri dalam menjalani ibadah sunah,” tutupnya.