astakom, Bengkayang — Sebuah tonggak bersejarah dalam ketahanan pangan nasional resmi dicapai hari ini, saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memimpin langsung Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat pada Kamis (5/6).
Acara ini sekaligus menandai ekspor perdana jagung Indonesia ke pasar mancanegara, menjadikan komoditas strategis ini sebagai simbol kedaulatan pangan yang kini mulai diakui dunia. Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi utama kemerdekaan suatu bangsa.
Baca juga
“Tidak ada bangsa yang merdeka jika tidak bisa memproduksi pangannya sendiri,” ujar Prabowo.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi seluruh elemen bangsa, dari TNI, Polri, kementerian, hingga masyarakat petani, yang bekerja tanpa henti demi mencapai swasembada dan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Keberhasilan panen raya ini tidak hanya ditandai dengan capaian produksi jagung nasional sebesar 9,03 juta ton pada kuartal pertama 2025 atau naik 48,47 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, tetapi juga meningkatnya kesejahteraan petani.
Di Kabupaten Bengkayang, produktivitas lahan melonjak dari 2 ton menjadi 9,3 ton per hektare, sementara pendapatan petani naik drastis dari Rp500 ribu menjadi Rp4 juta per bulan. Peningkatan ini dimungkinkan melalui pemanfaatan benih unggul Hibrida P27 dan pupuk Migo Presisi Bayangkara hasil riset Polda Kalbar.
Prabowo menyebut, bila tren positif ini terus terjaga, Indonesia tidak hanya akan berhenti mengimpor jagung di tahun 2026, tapi mulai menjadi negara pengekspor. Momentum ekspor perdana hari ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia siap berdiri di atas kaki sendiri dan memberi solusi bagi negara-negara yang mengalami krisis pangan.
“Saya sangat berterima kasih. Saya berkeyakinan, dan hari ini saudara-saudara memperkuat saya. Indonesia tidak hanya swasembada pangan. Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia,” tutup Prabowo.