astakom, Jakarta – Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin ke level 5,5 persen. Keputusan ini disampaikan BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), pada Rabu (21/8).
Ekonom Senior & Associate Faculty LPPI, Ryan Kiryanto menyambut positif keputusan BI terkait kebijakan moneternya itu. Menurutnya, pemangkasan suku bunga acuan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga
“Merupakan langkah taktis dan antisipatif serta terukur dan dasar pertimbangan yang diambil RDG BI pun tepat dan timely,” kata Ryan dalam keterangan persnya, yang dikutip astakom.com, Kamis (22/5).
Ryan menuturkan, penurunan suku bunga konsisten dengan perkiraan atau ekspektasi inflasi pada tahun 2025 dan 2026 yang tetap rendah dan terkendali dalam rentang sasaran yang 1,5 – 3,5 persen.
Selain itu, langkah tersebut juga dinilai dapat mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan faktor fundamentalnya, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal.
“Tekanan eksternal yang masih membayangi terutama dampak kenaikan tarif resiprokal Donald Trump,” tuturnya.
Kendati demikian, langkah BI dinilai harus diperkuat dengan kebijakan fiskal yang sifatnya counter-cyclical yang pro pertumbuhan dan lebih longgar atau dovish.
“Sehingga kombinasi atau bauran kebijakan moneter dan fiskal dapat lebih efektif mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, resilien dan berkelanjutan,” ujar dia.