Senin, 7 Jul 2025
Senin, 7 Juli 2025

Sejarah Pembentukan BRICS dan Tujuannya

astakom, Rio de Janeiro – Salah satu agenda kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Brasil adalah untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung pada 6-7 Juli.

Acara itu diselenggarakan di Museum of Modern Art (MMA), Rio de Janeiro. Forum ini diharapkan menjadi panggung penting bagi Indonesia, mengingat Indonesia telah sepenuhnya menjadi anggota BRICS awal tahun ini.

Lantaran masih baru menjadi anggota – mulai 1 Januari 2025, wajar kiranya jika banyak orang merasa asing dengan BRICS. Lantas apa itu KTT BRICS yang akan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto?

Astakom mengutip dari berbagai sumber, BRICS adalah kelompok kerja sama ekonomi dan geopolitik yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok (China), dan Afrika Selatan (South Africa).

Awalnya, kelompok ini disebut BRIC (tanpa Afrika Selatan) dan dibentuk pada tahun 2009 oleh Rusia untuk menyeimbangkan pengaruh Amerika Serikat dalam perekonomian global dan lembaga internasional.

Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat kerja sama negara-negara berkembang, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan menciptakan tatanan dunia yang lebih multipolar.

Sejarah Singkat BRICS

BRICS pertama kali muncul sebagai konsep ekonomi yang diperkenalkan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, pada tahun 2001 dalam penelitiannya berjudul “Building Better Global Economic BRICs.”

Dalam penelitian itu, O’Neill menyebutkan potensi empat negara berkembang (Brasil, Rusia, India, dan China) yang diperkirakan akan mampu mendominasi ekonomi global jika pertumbuhan mereka terus dipertahankan. Dari sinilah istilah “BRIC” terbentuk.

Pada tahun 2006, para pemimpin BRIC pertama kali mengadakan pertemuan informal di sela-sela KTT G8 di St. Petersburg, Rusia.

Pertemuan ini diikuti dengan pertemuan tingkat menteri pertama atas usulan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Sidang Majelis Umum PBB pada September tahun yang sama.

Pada 16 Juni 2009, KTT BRIC pertama diadakan di Yekaterinburg, Rusia, dengan menghasilkan pernyataan bersama untuk memperkuat dialog dan kerja sama.

KTT ini menghasilkan pernyataan bersama yang menggarisbawahi tujuan BRIC untuk mempromosikan dialog, kerja sama, serta mempererat hubungan internasional secara bertahap, proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan.

Langkah ini menandakan keseriusan keempat negara anggota saat itu untuk menciptakan wadah yang mampu meningkatkan posisi tawar mereka dalam ekonomi global yang didominasi negara-negara maju.

Pada Desember 2010, Afrika Selatan secara resmi diundang menjadi anggota kelima grup tersebut. BRIC secara resmi menjadi “BRICS” pada pertemuan puncak ketiga di Hainan, China pada April 2011.

Kehadiran Afrika Selatan melengkapi kelompok ini sebagai perwakilan dari setiap kawasan utama dunia: Amerika Selatan, Eropa Timur, Asia Selatan, Asia Timur, dan Afrika.

Bergabungnya Afrika Selatan juga memperlihatkan nilai inklusivitas dalam BRICS, dengan memberikan ruang bagi negara berkembang lain untuk bekerja sama dan saling mendukung dalam berbagai isu global.

Seiring berjalannya waktu, BRICS terus berkembang dan memperkuat posisi mereka dalam ekonomi global melalui pertemuan-pertemuan rutin, pembentukan New Development Bank, dan kerja sama lintas sektor.

Perluasan Anggota BRICS

Hingga saat ini, BRICS memiliki sepuluh anggota resmi, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Lima negara terakhir resmi bergabung pada 1 Januari 2024, menandakan babak baru bagi aliansi ini dalam memperluas basis kerja samanya.

Selain anggota penuh, BRICS juga membentuk kemitraan dengan beberapa negara sebagai negara mitra (bukan anggota penuh).

Pada KTT BRICS ke-16, sebanyak 13 negara ditambahkan sebagai mitra BRICS. Melansir media Sosial X dari @BRICSInfo, berikut 13 negara mitra BRICS: Aljazair, Belarus, Bolivia Cuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, Vietnam.

Tujuan Utama BRICS

1. Memperkuat kerja sama ekonomi:

BRICS bertujuan untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama di berbagai sektor antara negara-negara anggotanya.

2. Menciptakan tatanan dunia multipolar: BRICS ingin mengurangi dominasi negara-negara Barat dan menciptakan dunia yang lebih seimbang dengan suara yang lebih kuat dari negara-negara berkembang.

3. Mengurangi ketergantungan pada dolar AS:

BRICS berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional dan mendorong penggunaan mata uang nasional.

4. Meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang:

BRICS juga bekerja sama dalam bidang lain seperti teknologi, keamanan, dan diplomasi.

5. Mendukung pembangunan berkelanjutan:

BRICS berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggotanya, termasuk pembangunan infrastruktur dan energi bersih.

Dengan berbagai tujuan tersebut, BRICS ingin menjadi kekuatan ekonomi dan geopolitik yang signifikan di dunia, mewakili kepentingan negara-negara berkembang dan berkontribusi pada tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang.

Rubrik Sama :

Momen Indonesia Tampil Perdana di BRICS, Prabowo Disambut Langsung Presiden Lula

astakom, Rio de Janeiro - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto disambut langsung oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva saat memasuki Museum of...

DPR Soroti Sinergi BI, OJK, dan Kemenkeu untuk Genjot Stimulus Ekonomi

Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun menegaskan pentingnya sinergi antara Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk memperkuat stimulus ekonomi nasional.

Di Hadapan Prabowo, Presiden Brasil Sebut BRICS Pewaris Semangat Non-Blok Konferensi Bandung

astakom, Rio de Janeiro - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa kelompok BRICS merupakan perwujudan dari semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi...

Presiden Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025 di Brasil, Tandai Keterlibatan Perdana Indonesia

astakom, Rio de Jenerio- Indonesia untuk pertama kalinya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Presiden Prabowo Subianto...
Cover Majalah

Update