astakom.com, Jakarta – Indonesia melangkah lebih percaya diri dalam agenda transisi energi nasional. Pasalnya, ExxonMobil telah menegaskan komitmennya untuk merealisasikan investasi sebesar USD10 miliar di Indonesia.
Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menerima kunjungan CEO baru ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd di Jakarta, pada Selasa (1/7).
Baca juga
Menko Airlangga menyambut baik langkah tersebut, dan menyebutnya sebagai bagian penting dari agenda besar pemerintah dalam membangun ekonomi rendah karbon dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
“Kolaborasi ini menjadi bagian dari agenda besar Indonesia dalam mewujudkan transisi energi, hilirisasi industri, dan target net-zero emission,” ujar Airlangga dalam keterangan pers, dikutip astakom.com, Rabu (2/7).
“Pemerintah menilai sinergi dengan pelaku usaha global seperti ExxonMobil menjadi kunci pembangunan ekonomi yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Adapun rencananya, dana jumbo USD10 miliar tersebut akan dialokasikan untuk proyek pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi lengkap dengan fasilitas Carbon Capture and Storage (CCS) di Pulau Jawa.
Fasilitas ini ditargetkan akan mulai beroperasi sebelum tahun 2030, dengan kapasitas awal penyimpanan sebesar 2 juta ton CO₂ per tahun.
Harapannya, fasilitas itu tidak hanya sebagai jalan menuju transisi energi rendah karbon, tetapi juga dapat menciptakan lebih dari 10 ribu lapangan kerja saat konstruksi, dan 600 pekerjaan permanen berketerampilan tinggi setelah beroperasi.
Terkait hal itu, Wade Floyd menyampaikan menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap berbagai proyek energi yang telah dan akan dilaksanakan oleh pihak ExxonMobil Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, ia turut memaparkan perkembangan rencana investasi, termasuk langkah-langkah konkret yang akan segera direalisasikan oleh pihaknya ke depannya.