Minggu, 24 Agu 2025
Minggu, 24 Agustus 2025

DPR Dukung Penguatan Ekonomi Hijau Lewat Minyak Jelantah MBG

astakom, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak hanya bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat, namun juga mulai dipandang sebagai peluang baru dalam memperkuat ekonomi hijau.

Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi menyambut baik langkah pemanfaatan limbah minyak jelantah dari dapur MBG untuk dijual sebagai bahan baku bioavtur.

“Langkah ini bagus, mendukung gerakan keberlanjutan dan ekonomi hijau. Dengan dijual untuk menjadi bioavtur, tentu ada kebermanfaatan baru,” kata Nurhadi dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Kamis (26/6).

Pernyataan ini menanggapi informasi dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang menyebut bahwa dapur MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setiap bulannya menggunakan sekitar 800 liter minyak goreng.

Dari jumlah tersebut, sekitar 550 liter atau 71 persen di antaranya menjadi minyak jelantah. Potensi inilah yang kemudian dijajaki sebagai sumber bahan baku bioavtur, yakni bahan bakar terbarukan untuk penerbangan.

Menurut data BGN, minyak jelantah hasil dapur MBG dapat dijual dengan harga sekitar Rp 7.000 per liter. Nilai tersebut membuka peluang tambahan pendapatan dari limbah yang sebelumnya dianggap tak berguna.

Nurhadi pun memberikan dukungan atas inisiatif ini, selama dijalankan dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan. Ia menegaskan bahwa selain potensi ekonominya, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa proses pengelolaan dan penjualan dilakukan secara transparan.

“Jadi ya kita dukung, dan kita harus fair, kalau memang programnya baik, ya kita apresiasi. Tapi kalau ada catatan, tentu harus dievaluasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nurhadi mendorong agar pemanfaatan limbah tidak berhenti pada minyak jelantah saja. Menurutnya, program MBG yang berjalan setiap hari di berbagai wilayah Indonesia juga menghasilkan limbah lain seperti sisa makanan dan sampah plastik yang bisa dikelola untuk memperkuat ekonomi sirkular nasional.

“Ini harus dikelola secara terstruktur agar program MBG benar-benar optimal, tidak hanya dalam aspek gizi, tapi juga lingkungan,” ujar legislator asal Dapil Jawa Timur VI itu.

Dengan pengelolaan yang tepat, Nurhadi meyakini bahwa program MBG dapat berkontribusi besar tidak hanya untuk kesehatan anak bangsa, tetapi juga untuk masa depan ekonomi hijau Indonesia.

“Kalau ini dikelola dengan benar, MBG bukan hanya memberi makan anak-anak Indonesia, tapi juga memberi makan program ekonomi hijau,” tutupnya.

Rubrik Sama :

UI Minta Maaf, Akui Kurang Cermat Undang Akademikus Pro-Israel Peter Berkowitz

astakom.com, Jakarta – Universitas Indonesia (UI) meminta maaf karena mengundang akademisi yang diduga pro-Israel dari Hoover Institution Universitas Stanford, Peter Berkowitz, dalam kegiatan Pengenalan...

Nasib Tragis Kepala Cabang BRI Jakarta Diculik dan Dibunuh, Motif Pelaku Masih Bikin Penasaran

astakom.com, Jakarta – Peristiwa tragis menimpa Kepala Cabang Pembantu BRI di Jakarta, Muhammad Ilham Pradipta (MIP). Ia menjadi korban penculikan dan pembunuhan yang dilakukan...

Menko PMK Pratikno Ngantuk saat Ditanya soal Balita di Sukabumi Meninggal Akibat Cacingan, Netizen Auto Murka

astakom.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menjadi sorotan publik usai pernyataannya terkait kasus meninggalnya seorang balita asal...

Immanuel Ebenezer Minta Maaf, Tapi Tak Ada Ampun dari Prabowo

astakom.com, Jakarta - Eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel menangis sesenggukan saat digelandang penyidik KPK, usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan...

Terkini

Viral

Videos