astakom, Jakarta – Ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang, terutama akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, diperkirakan akan berlangsung dalam jangka panjang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa kondisi ini bahkan bisa bersifat permanen. Menurutnya, ke depan setiap negara akan menerapkan kebijakan fiskal yang lebih protektif demi menjaga kepentingan nasionalnya masing-masing.
Baca juga
“We are witnessing the uncertainty. Ini akan lebih permanen. Karena secara alamiah, ketidakpastian itu tidak bersifat temporer atau sementara,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Kamis (19/6).
Ia menambahkan, penundaan penerapan kebijakan tarif akan segera berakhir pada Juli mendatang. Dengan demikian, kebijakan proteksionis diperkirakan akan diberlakukan oleh banyak negara secara luas.
Dalam situasi ini, Sri Mulyani menyoroti pentingnya peran lembaga multilateral seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam menjaga stabilitas perdagangan global.
Namun, ia menilai WTO belum menjalankan perannya secara maksimal dalam menyelesaikan konflik dagang yang terjadi.
“WTO yang sekarang tidak atau sangat kurang berfungsi. Ibaratnya, di sebuah desa ketika ada rumah tangga yang berselisih, mungkin lebih mudah dan praktis menyelesaikannya secara bilateral atau masing-masing,” jelasnya.
Sri Mulyani mencontohkan, ketika AS menerapkan tarif impor tinggi secara sepihak, banyak negara berharap persoalan tersebut dapat diselesaikan melalui WTO. Namun, kelembagaan WTO yang dinilai pasif membuat negara-negara mulai kehilangan kepercayaan.
“Negara-negara yang kuat merasa harus menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan lembaga multilateral. Ini lah yang disebut unilateralism atau dispute yang diselesaikan secara bilateral,” ujarnya.
Ia menegaskan, munculnya rezim unilateral serta ketegangan yang dipicu oleh faktor keamanan dan politik akan membuat ketidakpastian global semakin sulit diprediksi.
“Akan terjadi perpetual shock karena keputusan politik dibuat oleh negara atau pimpinan negara tertentu, yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan negara lain. Ini lah yang menjadi sumber ketidakpastian global,” tutupnya.
Dalam menghadapi situasi tersebut, Sri Mulyani mengimbau setiap negara untuk menyiapkan strategi dan mekanisme yang mampu merespons dampak dari guncangan ekonomi global secara adaptif dan berkelanjutan.