astakom, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut pembangunan infrastruktur selama satu dekade terakhir telah membawa perubahan signifikan terhadap persebaran pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, melainkan menjadi mesin yang menghidupkan wilayah-wilayah yang selama ini terpinggirkan.
Baca juga
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana pembangunan infrastruktur membuka akses, menghidupkan wilayah, dan menumbuhkan ekonomi Indonesia yang lebih merata,” kata Luhut dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, dikutip astakom.com, Kamis (12/6).
Ia memaparkan data perkembangan infrastruktur, seperti panjang jalan tol yang melonjak dari 775 km sebelum 2014 menjadi lebih dari 2.400 km saat ini.
Selain itu, program tol laut juga telah menghubungkan 130 pelabuhan dan meningkatkan arus logistik di Indonesia Timur hingga 60 persen.
Sementara itu, penerbangan perintis kini menjangkau lebih dari 220 rute baru ke daerah yang sebelumnya tidak memiliki akses transportasi udara.
Contoh nyata dari dampak pembangunan tersebut, lanjut Luhut, bisa dilihat di beberapa kawasan industri di Jawa Tengah. Berkat infrastruktur yang mendukung, investor tekstil global mulai melakukan relokasi pabrik ke wilayah kabupaten, bukan lagi di kota-kota besar.
“Hanya dari dua brand besar, relokasi pabrik ke wilayah tersebut membuka lebih dari 67 ribu lapangan kerja baru. Bukan di pusat kota, tapi di kabupaten-kabupaten yang dulu nyaris luput dari peta pertumbuhan nasional,” ungkapnya.
Luhut lantas menggambarkan pembangunan infrastruktur seperti pembentukan batu karang di dasar laut. Dimana dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama, namun pada akhirnya menjadi pondasi kuat bagi kehidupan masyarakat.
“Butuh proses yang panjang memang, tetapi ketika ia hadir, menjadi penyangga ekosistem tempat kehidupan baru bertumbuh, dan melindungi kawasan yang lebih luas,” tandasnya.