astakom, Jakarta – Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) Epi Taufik menjelaskan, berdasarkan International Dairy Federation (IDF), lebih dari 160 juta anak-anak seluruh dunia telah mendapatkan manfaat dari susu.
”Susu tersebut biasanya menjadi satu paket dengan program makan di sekolah. Adanya susu justru menjadi pelengkap nilai gizi dari paket makanan yang diberikan,” ujar Epi Taufik, dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip astakom.com Rabu (4/6).
Pernyataan Guru Besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, sekaligus menjawab pernyataan Kepala BGN, Dadan Hindayana mengenai konsumsi susu 2 liter yang dapat berpengaruh terhadap tinggi badan anaknya.
Sebelumnya, pada acara seremoni peluncuran pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Senin (02/06), Dadan menyebut berkat minum susu sehari 2 liter kini tinggi badan anaknya mencapai 185 cm.
Epi menyatakan, dari data perhitungan internal yang ada, kandungan kalsium dalam paket makanan MBG (Makan Bergizi Gratis) berkisar 7-12 persen AKG (asupan kecukupan gizi), untuk mendukung human peak height velocity (perkembangan manusia) yang tadi disampaikan (Kepala BGN).
“Setidaknya 25 persen AKG kalsium dibutuhkan bagi anak-anak tersebut. Dan sumber kalsium yang siap tersedia dan mudah dicerna karena bentuknya cair adalah susu,” ujar Epi.
Menurutnya, susu menjadi sarana yang mampu memberikan 13 nutrien esensial sebagai bahan bakar utama pertumbuhan anak-anak karena di dalamnya mengandung kalsium, vitamin D, B12 dan protein.
“Tubuh kita tidak dapat membuat kalsium dan kita perlu mendapatkan kalsium dari makanan kita. Susu dan produk olahan susu adalah sumber kalsium dalam bentuk cair terbaik selain sumber-sumber lain yang bentuknya padat. Kalsium, vitamin D, vitamin dan mineral lain dalam susu sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi,” jelas Epi.
Kemudian, lanjut Epi, dari hasil penelitian di India pada 2022 mengatakan bahwa konsumsi susu bagi anak-anak yang kekurangan gizi justru berpengaruh nyata, terutama dalam memerangi terhambatnya pertumbuhan dan kekurusan alias stunting. Dan juga berdampak positif terhadap keterampilan kognitif pada anak-anak sekolah.
“Produk susu yang akan diberikan dalam program MBG bagi TK/PAUD sampai dengan SD/MI adalah susu UHT atau pasteurisasi yang diberikan satu kali per hari dengan volume 115 mililiter. Adapun untuk siswa SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA volumenya 125 ml, produk susu bagi kedua kelompok pelajar tersebut harus mengandung minimal susu segarnya sebanyak 20 persen,” paparnya.
Adapun komposisi gizinya mengikuti Peraturan BPOM No. 13/2023 tentang Kategori Pangan, yaitu susu cair plain lain dalam bentuk susu lemak penuh rekombinasi dengan kadar lemak minimal 3 persen; protein minimal 2,7 persen; serta kadar karbohidrat dan mineral minimal 7,8 persen.
Sementara menurut Pedoman Gizi Seimbang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 41 Tahun 2014 dan FAO & WHO, Guidelines on Milk Consumption for School-Age Children malah menganjurkan konsumsi susu harian.
“Bagi anak-anak usia mulai TK hingga SMA sebanyak satu sampai dengan dua gelas per hari atau sekitar 200–400 ml per hari. Oleh karena itu, volume pemberian susu dalam MBG untuk siswa TK-SMA telah sesuai dengan pedoman yang ada karena berada pada kisaran dibawah anjuran maksimal tersebut,” kata Epi.