astakom, Jakarta – Pemerintah Indonesia mengonfirmasi kehadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang akan digelar pada 6–8 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil.
Tak hanya itu, Indonesia juga menyatakan kesiapan untuk bergabung dengan New Development Bank (NDB), lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh negara-negara anggota BRICS.
Baca juga
Langkah ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada Senin (30/6) di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam forum BRICS dan NDB merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperluas akses pembiayaan global sekaligus memperkuat diplomasi multilateraldi tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
“Dalam waktu dekat akan ada BRICS Summit di Brasil yang akan membahas penguatan multilateralisme. Indonesia juga telah berkomitmen untuk bergabung dengan New Development Bank,” ujar Menlu Sugiono di Kompleks Parlemen, Senayan seperti yang dikutip astakom.com, (5/7).
New Development Bank (NDB), sebelumnya dikenal sebagai BRICS Bank, merupakan inisiatif lima negara anggota BRICS: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
NDB hadir sebagai alternatif lembaga pembiayaan internasional yang lebih inklusif, tanpa dominasi politik seperti yang sering dikaitkan dengan IMF atau Bank Dunia.
Sejak berdiri pada 2014, NDB telah menyalurkan miliaran dolar pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan berkelanjutan dan infrastruktur di negara-negara berkembang.
Bergabungnya Indonesia dinilai sebagai langkah strategis untuk memperluas akses pendanaan proyek-proyek nasional prioritas.
Meski merapat ke BRICS, Indonesia menegaskan bahwa langkah ini tidak akan menggoyahkan kemitraan strategis lainnya.
Sugiono memastikan bahwa Indonesia tetap menjalin hubungan erat dengan ASEAN dan mitra utama seperti Amerika Serikat, China, Rusia, dan Australia, yang juga dijadwalkan bertemu dalam forum ASEAN mendatang di Kuala Lumpur.
“Diharapkan langkah ini dapat memperkuat sistem multilateralisme yang inklusif dan menjaga keseimbangan global,” tambah Menlu Sugiono.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Rolliansyah Soemirat, mengatakan bahwa partisipasi Indonesia dalam forum BRICS akan berlandaskan kepentingan nasional, bukan sekadar ikut arus dinamika politik internasional.
“Partisipasi pejabat tinggi Indonesia akan dikaitkan dengan prioritas dan kepentingan nasional. Kalau memang memungkinkan secara logistik dan substansi, Presiden akan mempertimbangkan hadir secara positif,” jelas Rolliansyah.
Keikutsertaan Indonesia di BRICS dan NDB menjadi bukti bahwa Indonesia semakin aktif dalam kancah global untuk mendiversifikasi sumber daya ekonomi dan diplomasi.
Langkah ini dinilai mampu meningkatkan daya saing Indonesia di tataran global, sekaligus membuka jalan bagi berbagai peluang investasi strategis dan kerja sama pembangunan berkelanjutan.