Senin, 30 Jun 2025
Senin, 30 Juni 2025

DEN Tegaskan Bansos Bukan Beban, Tapi Investasi

astakom, Jakarta – Pandangan umum bahwa program bantuan sosial (bansos) hanyalah beban bagi anggaran negara ditepis tegas oleh anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Arief Anshory Yusuf.

Dia menegaskan, bahwa bansos sejatinya merupakan instrumen investasi jangka panjang yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan merata.

“Sering orang mengistilahkan bansos itu sebagai biaya. Padahal bansos itu adalah investasi. Investasi supaya kita mendapatkan future growth atau bahkan growth sekaligus,” tegas Arief dalam diskusi Double Check, dikutip astakom.com, Minggu (29/6).

Menurutnya, strategi pemberian bansos yang diterapkan saat ini sudah selaras dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan sosial pemerintah bukan sekadar respons atas tekanan ekonomi, tapi bagian dari kerangka pembangunan yang lebih luas.

Lebih jauh, Arief menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah tak hanya berhenti pada bansos. Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), deregulasi ekonomi, serta paket stimulus triwulan II merupakan langkah komplementer untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih menyeluruh.

Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Dalam kesempatan yang sama, Febrio Ia memaparkan bahwa porsi perlindungan sosial dalam APBN 2025 telah ditetapkan sebesar Rp3.621,3 triliun.

“Dalam postur APBN tahun ini, sebesar Rp503,2 triliun atau 13,9 persen disiapkan untuk perlinsos, dan enam persen atau Rp218,5 triliun untuk biaya kesehatan,” ungkap Febrio.

Tak hanya itu, pemerintah juga telah menyiapkan paket stimulus ekonomi triwulan II senilai Rp24,4 triliun. Paket ini dirancang untuk memperkuat daya beli masyarakat sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang tidak menentu.

“Melalui paket stimulus dan alokasi perlinsos itu, diharapkan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal II, serta meningkatkan daya beli masyarakat,” jelas Febrio.

Langkah ini mencerminkan strategi fiskal pemerintah yang proaktif namun terarah. Alih-alih memotong pengeluaran sosial demi menstabilkan anggaran, pemerintah justru menguatkan fondasi ekonomi dari bawah, melalui pemberdayaan masyarakat, penguatan daya beli, dan peningkatan kualitas hidup.

Rubrik Sama :

DPR Pastikan Konflik Iran-Israel Belum Ganggu Subsidi BBM

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel belum memberikan dampak signifikan terhadap postur fiskal Indonesia, terutama dalam hal subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Prabowo Sorot Perkembangan Hilirisasi, Rakyat Harap Kemajuan Cepat

astakom, Karawang — Presiden RI Prabowo Subianto meminta menterinya untuk serius dan bekerja cepat dalam upaya hilirisasi industri karena rakyat ingin pemerintah untuk bergerak...

Grounbreaking Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Prabowo: Wujud Cita-Cita Hilirisasi

astakom, Karawang - Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi kerja keras kebinetnya dalam mewujudkan hilirisasi. Ia berharap hilirisasi sumber daya alam akan terwujud dalam waktu dekat. Pernyataan...

Prabowo: Indonesia Selalu Memilih Perdamaian

astakom,  Karawang — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa di tengah konflik global dan ketidakpastian dunia, bangsa Indonesia memilih berada pada posisi menjaga...
Cover Majalah

Update