astakom, Jakarta – Gubernur Lembaga ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily saat jumpa pers di Jakarta saat pelaksanaan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) yang berlangsung 23-24 Juni di Hotel Borobudur, Jakarta.
Ace menjelaskan, salah satu kajian yang dilakukan Lemhannas adalah langkah strategis global terkait kajian krisis, termasuk penyusunan peta jalan (roadmap) atau skenario yang berhubungan dengan ketahanan negara dalam merespons kondisi geopolitik dunia.
Baca juga
“Kajian yang dilakukan oleh Lemhannas itu kajian krisis, termasuk juga roadmap, proyeksi, dan prediksi dengan apa yang kita sebut misalnya kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3, kuadran 4, kemudian skenario, termasuk juga pada kuadran apa kita menempatkan skenario tersebut. Itu semua di Lemhannas sudah biasa kita lakukan,” kata Ace.
Jenis kajian Lemhannas, imbuh Ace, terdiri atas kajian cepat, menengah, dan jangka panjang. Hasil kajian tersebut disampaikan sebagai masukan kepada Pemerintah, terutama Presiden Prabowo Subianto.
Selama konflik Iran dan Israel bergejolak, Ace mengatakan Lemhanas melakukan monitoring. Selain itu, Lemhannas juga secara intens memberikan maupun menyusun berbagai masukan.
“Tentu itu semua (masukan) harus kami sampaikan bahwa itu pasti tertutup karena sebagaimana yang diatur oleh regulasi, apa yang dimasukkan oleh Lemhannas kepada pemerintah sifatnya tertutup,” tutur dia.
Selain memonitor dan memberikan masukan, Lemhannas juga menyampaikan perkembangan berkala situasi dunia kepada Pemerintah dan Presiden.
“Tentu kami menyampaikan secara update terhadap situasi perkembangan dari dinamika geopolitik, kemudian geoekonomi global, dan pengaruhnya terhadap ketahanan nasional kita, terutama aspek ekonomi,” ucap Ace kutip astakom.com.
Tentara Israel (IDF), Jumat (13/6) dini hari, melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran. Angkatan Udara Israel menghantam sejumlah target militer dan fasilitas program nuklir.
Otoritas Israel menyatakan operasi itu bertujuan untuk mencegah ancaman terhadap eksistensi negara zionis tersebut. Menurut militer dan intelijen Israel, Iran sudah semakin mendekati “titik tanpa kembali” dalam mengembangkan senjata nuklir dalam waktu dekat.
Media Iran melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan itu. Serangan juga ditujukan ke fasilitas nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan, serta basis militer Iran di wilayah barat laut negara itu.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan serangan tersebut sebagai kejahatan dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan”. Sebagai respons, Republik Islam Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati (Operation True Promise)