astakom, Jakarta – PT Pertamina (Persero) menyiapkan rencana langkah strategis dalam merespons eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Perusahaan energi milik negara Indonesia ini berencana mengalihkan rute tanker minyak mentahnya ke jalur yang lebih aman melalui Oman dan India, seiring dengan ancaman penutupan Selat Hormuz menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap Iran akhir pekan lalu.
“Kami juga telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso dikutip astakom.com dari Bloomberg Technoz, Selasa (24/6).
Dirilis kantor berita Antara, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa Pertamina terus memantau secara intensif dinamika konflik di Timur Tengah, khususnya potensi penutupan Selat Hormuz yang merupakan salah satu jalur vital perdagangan minyak dunia.
Baca juga
“Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman melalui Oman dan India,” kata Fadjar
Kendati memanasnya perang di wilayah Timur Tengah khususnya Selat Hormuz yang dilalui oleh sekitar 20 persen pelayaran minyak mentah global Pertamina menjamin stok minyak dalam negeri saat ini masih dalam kondisi aman.
Namun demikian, pihaknya masih menghitung potensi peningkatan biaya operasional akibat perubahan rute pelayaran. “Terkait biaya operasional masih kami periksa. (Stok minyak) sejauh ini masih aman,” ungkapnya.