Rabu, 16 Jul 2025
Rabu, 16 Juli 2025

Ngaji Budaya 1 Muharram, Menag Tekankan soal Tradisi dan Ekoteologi

astakom, Jakarta – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menyampaikan, pesan tersirat dalam hal peringatan 1 Muharram. Pesan itu disampaikannya dalam Ngaji Budaya bertema di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jakarta, pada Senin (23/6).

Menurutnya, peringatan Tahun Baru Islam ini bukan sekadar rutinitas tradisi, melainkan momentum untuk melakukan kontemplasi dan pensucian diri, baik lahir maupun batin.

“Memperingati 1 Muharram ini bukan melestarikan bid’ah. Justru kalau paham konsep ekoteologi, sulit untuk musyrik,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Selasa (24/6).

“Pesan dari ekoteologi sejatinya selaras dengan pesan 1 Muharram, karena di waktu itu, kita dilarang berperang, dilarang membuat konflik, dan diminta untuk melakukan introspeksi,” tambahnya.

Menurut Menag, tradisi peringatan 1 Muharram ini merupakan apresiasi terhadap waktu. Menurutnya setiap waktu dan tempat memiliki kesakralannya sendiri.

“Tidak semua tempat dan waktu sama. Contohnya, solat di depan Ka’bah bernilai seratus ribu kali lipat. Shalat di Masjid Nabawi bernilai dua puluh ribu kali lipat,” ucapnya.

Menag menuturkan, bahwasanya momen peringatan 1 Muharram ini adalah sarana penajaman hati nurani. Secara akal mungkin sudah tajam, belum tentu dengan batin.

“Maka kita berkumpul di sini, duduk di lantai, tanpa kursi, sebagai bentuk kekuatan simbolik. Ini penting sebagai shock therapy untuk membangkitkan kesadaran jiwa,” tegasnya.

Dalam berbagai agama dan budaya, lanjut Menag, terdapat penghormatan terhadap waktu dan tempat suci sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Melalui konsep ekoteologi, kita diajak menyadari bahwa manusia adalah bagian dari alam, dan sebaliknya.

Menag juga mengajak untuk menumbuhkan semangat ekoteologis, yakni mencintai ciptaan sebagai bagian dari diri sendiri, dan memperlakukan alam dengan kasih dan hormat.

“Orang yang menyatu dengan alam tidak hanya mencintai bunga yang mekar, tapi juga bunga yang layu dan gugur. Karena dalam pandangan ekoteologi, semua fase kehidupan memiliki makna dan layak dicintai,” jelasnya.

Rubrik Sama :

Wamenag: Tafsir Al-Qur’an Harus Mampu Jawab Isu Ekologis Zaman Kini

Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Romo H. R Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa penyempurnaan tafsir Al-Qur’an bukan semata menyangkut soal kebahasaan atau redaksional, tetapi juga bagaimana menjadikan Al-Qur’an semakin relevan dalam menjawab persoalan zaman, termasuk isu keadilan ekologis.

Wamenag Ajak Umat Rawat Kerukunan Lewat Cinta Kemanusiaan

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi’i mengajak seluruh umat beragama untuk menjadikan cinta kemanusiaan sebagai fondasi dalam merawat kerukunan di Indonesia.

Kampung Haji Jadi Lompatan Besar Pemerintahan Prabowo

Ketua Komnas Haji, Dr. Mustolih Siradj menyambut positif rencana ambisius Presiden RI Prabowo Subianto membangun kampung haji (Indonesian village) di kawasan ring satu Arab Saudi, yang hanya berjarak 400 meter dari Masjidil Haram.

OJK Siapkan Aturan Baru untuk Influencer Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah merumuskan aturan baru yang akan mengatur para influencer atau pemengaruh keuangan di Indonesia.
Cover Majalah

Update