astakom, Buleleng – Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menepis isu telah terjadi overtourism di Bali. Karena yang sesungguhnya terjadi bukanlahovertourism, melainkan kegiatan wisatawan yang masih banyak terpusat di Bali bagian selatan.
Agar pariwisata di Bali lebih merata, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengaktivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali, Minggu (22/6).
Baca juga
“Langkah nyata ini dapat mendorong penyebaran wisatawan dari wilayah Bali Selatan ke Bali Utara. Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis pemerataan ekonomi pariwisata yang lebih adil, berkualitas, dan berkelanjutan,” ujar Ni Luh.
Kemenpar menyadari banyak hal mendasar perlu dilakukan agar terjadi penyebaran turis sampai ke Bali Barat, Bali Utara, juga Bali Timur. Ia meyakini GWB merupakan salah satu inisiatif yang bisa menaikkan tempat wisata.
“GWB inilah salah satunya, maka kita pilih Pantai Lovina sebagai lokasi kegiatan,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa dalam keterangan resmi dikutip astakom.com, Senin (23/6).
Ia menekankan bahwa kebersihan menjadi faktor kunci dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas. Ketika destinasi terlihat bersih, wisatawan akan merasa lebih nyaman dan betah.
“Apa itu? Pengalaman ketika datang bersih atau tidak (destinasinya), itu saja sudah mempengaruhi keinginan (wisatawan). Ketika baru dilantik, saya sudah mendapatkan banyak sekali pesan bahwa destinasi kita kotor, toilet tidak bersih, dan sebagainya. Hingga akhirnya kami buatlah Gerakan Wisata Bersih,” jelas Wamenpar.
Gerakan Wisata Bersih merupakan gerakan kolektif dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan.
Dalam “Gerakan Wisata Bersih”, Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. “Selain itu juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal,” imbuhnya.
Menurut Ni Luh, GWK juga termasuk penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek “health and hygiene” dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).
Lebih lanjut Wamenpar juga menyampaikan, dalam upaya penyebaran wisatawan di Bali, Kementerian Pariwisata bersama industri juga telah meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara.
Paket wisata 3B tersebut menargetkan 10 persen dari jumlah wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan memanfaatkan jalur masuk dari Banyuwangi.
“Kita pilih (GWB) di Bali Utara selain karena ada paket wisata 3B yang terus kami dorong, juga karena Lovina ini juga adalah center-nya Bali Utara. Saya ingin memperkuat posisi Lovina sebagai center-nya (destinasi) Bali Utara ini,” tutup Wamenpar.