Sabtu, 11 Okt 2025
Sabtu, 11 Oktober 2025

Prabowo Ungkap Reformasi Regulasi dan Antikorupsi Berhasil Picu Lonjakan Produksi Pangan

astakom, St. Petersburg – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan capaian konkret Sektor Pangan nasional sebagai hasil langsung dari reformasi regulasi dan Pemberantasan korupsi yang telah dilakukan pemerintahannya.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato resmi di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, Jumat (20/6).

Menurut Prabowo, dalam waktu singkat, langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah telah membuahkan hasil signifikan dalam ketahanan pangan nasional.

“Dalam tujuh bulan pemerintahan saya, produksi beras dan jagung meningkat sekitar 50 persen—angka peningkatan terbesar dalam sejarah Indonesia,” kata Prabowo di hadapan pemimpin global, pejabat tinggi, dan pelaku bisnis internasional.

Capaian tersebut, menurut Prabowo, bukan kebetulan, melainkan hasil dari strategi deregulasi dan Reformasi birokrasi yang memangkas hambatan sekaligus menindak tegas praktik korupsi di sektor pangan dan pertanian.

“Upaya ini dilakukan dengan deregulasi, memangkas regulasi yang menghambat, dan pemberantasan korupsi tegas. Hasilnya sudah terlihat,” ujarnya.

Tak hanya lonjakan produksi, Prabowo juga mencatat Cadangan Beras nasional kini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa: 4,4 juta ton. Ia menyebut capaian ini sebagai pijakan awal menuju target besar pemerintah dalam empat tahun ke depan.

“Target kami dalam empat tahun: swasembada pangan dan menjadi pengekspor beras dan jagung,” tegas Prabowo.

Ia menambahkan, sektor pangan merupakan prioritas pertama dari empat agenda utama pemerintahannya, yakni: swasembada pangan, swasembada energi, peningkatan kualitas pendidikan, dan percepatan industrialisasi.

Dalam forum ekonomi internasional perdananya sebagai presiden, Prabowo juga menekankan pentingnya intervensi negara dalam memastikan kemakmuran yang merata.

“Saya memilih jalan tengah: mengadopsi keunggulan kapitalisme… namun tetap menerapkan intervensi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan, serta melindungi yang lemah.”

Capaian sektor pangan ini diharapkan menjadi fondasi bagi Indonesia untuk berperan lebih besar di panggung global, termasuk melalui keanggotaan BRICS dan Kemitraan Strategis dalam New Development Bank.

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Mandatori B50 di 2026: Sawit Naik Kelas, Solar Impor Minggir!

astakom.com, Jakarta — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mencapai kedaulatan energi nasional dengan menghentikan impor solar mulai tahun 2026, seiring dengan penerapan mandatori bahan bakar...

Jelang Setahun Pemerintahan Prabowo, Gus Ipul Ungkap 9 Arah Kebijakan Strategis Kemensos

astakom.com, Jakarta — Menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf membeberkan sembilan arah kebijakan strategis Kementerian Sosial (Kemensos). Sembilan kebijakan...

Munas PIRA di Jakarta Jadi Momentum Besar Konsolidasi Perempuan Gerindra

astakom.com, Jakarta – Perempuan Indonesia Raya (PIRA), organisasi sayap Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), menggelar Musyawarah Nasional (Munas) 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, pada...

Target Swasembada Dipercepat, Mentan Andi Amran Sebut Indonesia Tak Perlu Impor Beras Lagi

astakom, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa Indonesia akan segera mencapai swasembada beras lebih cepat dari target awal. Kepastian ini...

Gus Ipul Tegaskan Sekolah Garuda Jadi Jembatan Siswa Berprestasi Masuk Kampus Top Dunia

astakom.com, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan peluncuran Sekolah Garuda merupakan langkah nyata Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas sumber...

BPJPH: Kuliner Halal Adalah Kekuatan Budaya dan Citra Bangsa di Mata Dunia

astakom.com, Jakarta – Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Muhammad Aqil Irham menegaskan bahwa kuliner halal tidak sekadar menjadi bentuk kepatuhan...

Viral