Selasa, 17 Jun 2025
Selasa, 17 Juni 2025

Rudal Iran Tembus Pertahanan Israel, Picu Serangan Balasan

astakom, Tel Aviv – Di tengah panasnya konflik antara Israel dan Iran, dunia menyaksikan kenyataan mengejutkan sistem pertahanan udara Iron Dome yang selama ini dianggap sebagai andalan militer Israel ternyata tidak kebal.

Serangan rudal balistik Iran yang masif telah menembus jaringan pertahanan udara berlapis milik Israel dan memicu perdebatan internasional soal efektivitas sistem yang selama ini dielu-elukan sebagai ikon teknologi militer.

Konflik memuncak sejak Jumat (13/6), saat Israel meluncurkan Operasi Rising Lion yang menyasar fasilitas nuklir dan markas militer tertinggi Iran.

Tak lama berselang, Iran membalas dengan hujan rudal dan drone ke berbagai kota besar Israel, termasuk Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan pada 16 Juni bahwa hanya 5–10 persen rudal yang lolos dari sistem pertahanan dan menyebabkan kerusakan di dalam negeri.

Beberapa rudal bahkan menghantam wilayah padat penduduk, termasuk markas besar militer Israel (Kirya), memicu kecemasan publik dan sorotan internasional.

“Iron Dome hanya bisa menjadi efektif jika menghadapi ancaman yang memang dirancang untuk ditangkal olehnya,” ujar seorang pakar militer Israel melalui platform X seperti yang dikutip astakom, Senin (16/6).

Meski klaim IDF menyebut sistem seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow berhasil menghalau “sebagian besar proyektil,” banyak pihak mempertanyakan efektivitasnya terhadap rudal balistik berkecepatan tinggi yang kini digunakan oleh Iran.

Iran Gunakan Taktik Saturasi dan Serangan Gabungan

Iran, menurut laporan militer, menerapkan strategi saturasi meluncurkan rudal dan drone dalam jumlah besar secara bersamaan untuk membanjiri dan membingungkan sistem pertahanan Israel.

Hal ini diduga menyebabkan Iron Dome kesulitan membedakan target prioritas, terutama saat harus menghadapi rudal balistik cepat dan presisi seperti Shahab-3 dan Sejjil.

Video viral yang beredar di media sosial menunjukkan kerusakan di Tel Aviv, termasuk dugaan rudal yang menghantam dekat markas IDF.

Ada pula klaim bahwa salah satu rudal pencegat Iron Dome berbalik arah dan menghantam peluncurnya sendiri meskipun belum terverifikasi secara independen.

Iron Dome sejatinya dirancang untuk roket jarak pendek dan lambat, seperti yang biasa ditembakkan Hamas dari Gaza atau Hizbullah dari Lebanon.

Namun, Iran kini menggunakan rudal jarak jauh dan hipersonik, sesuatu yang membuat sistem ini tidak optimal.

“Iron Dome bukan dirancang untuk melawan rudal Shahab-3. Ini persoalan teknis, bukan kegagalan,” kata salah satu analis militer pro-Israel.

Selain Iron Dome, Israel juga mengandalkan Arrow-2 dan Arrow-3, yang dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries (IAI) dan didesain untuk menghadang rudal balistik di atmosfer atas bahkan di luar angkasa.

Sistem ini berhasil menembak jatuh beberapa rudal Iran, dengan foto tabrakan eksosferik yang viral di media sosial.

Sementara itu, David’s Sling, hasil kolaborasi Israel dengan Raytheon (AS), dikonfirmasi berhasil untuk pertama kalinya mencegat rudal balistik Iran, menandai tonggak sejarah sistem pertahanan jarak menengah Israel.

Sistem pertahanan Israel saat ini diperkuat oleh bantuan dari Amerika Serikat, termasuk Patriot dan THAAD, serta kapal perusak laut yang dikerahkan di kawasan.

Meski begitu, beberapa pihak mulai berspekulasi bahwa Israel sengaja membiarkan rudal menembus sistem pertahanannya untuk memberi alasan atas serangan balasan yang lebih besar terhadap Iran.

“Warga Iran akan membayar harga mahal,” tegas Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam pernyataan publiknya mengindikasikan bahwa eskalasi baru mungkin segera terjadi.

Namun, media seperti EurAsian Times menekankan bahwa teori semacam ini belum bisa diverifikasi secara independen.

Serangan ini menjadi pengingat bahwa tidak ada sistem pertahanan udara di dunia yang sempurna.

Rubrik Sama :

Peringatan Iran Tinggalkan Wilayah Pendudukan

Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik didih saat Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan peringatan keras kepada warga Israel untuk meninggalkan wilayah pendudukan.

PCO Jelaskan Alasan Prabowo Absen di Forum KTT G7

Presiden RI Prabowo Subianto bakal absen di forum KTT G7 yang akan berlangsung di Kanada. Hal itu lantaran Prabowo akan menghadiri dan menjadi pembicara dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia.

Presiden Prabowo Jadi Rebutan Forum Dunia

Presiden RI Prabowo Subianto berhasil membawa Indonesia menjadi negara yang berpengaruh di kancah global. Buktinya, Prabowo menerima undangan dari berbagai forum bergengsi dunia.

Perang Iran-Israel, PCO Tegaskan Posisi RI Dukung Perdamaian

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi menegaskan komitmen pemerintah Indonesia yang konsisten mendukung perdamaian dunia, termasuk dalam menyikapi konflik antara Iran dan Israel yang kini tengah memanas.
Cover Majalah

Update