astakom, Jakarta – Indo Defence 2024 telah dibuka Presiden Prabowo Subianto, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/6). Salah satu peserta pameran yang banyak disorot adalah kehadiran Naval Grup, produsen kapal selam Scorpene.
Naval Grup sejatinya telah berpartisipasi dalam Indo Defence sejak 2013. Produsen peralatan militer dari Prancis ini dikenal dengan salah satu produk andalannya, yaitu kapal selam Scorpene yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.
Baca juga
Pemerintah Indonesia resmi membeli dua unit kapal selam Scorpene Evolved dari perusahaan asal Prancis, Naval Group. Kapal selam serang diesel-listrik ini dirancang untuk berbagai misi, mulai dari pertempuran laut hingga operasi intelijen.
Pembangunannya akan dilakukan di galangan kapal PT PAL, Surabaya, dengan target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 50 persen. Ini sekaligus menjadi langkah strategis untuk memperkuat industri pertahanan nasional.
Scorpene Evolved memiliki panjang 71 meter, bobot 2.000 ton, dan kecepatan maksimal 20 knot. Dilengkapi teknologi propulsi independen udara (AIP) dan baterai lithium-ion (LiB), kapal ini unggul dalam kemampuan siluman dan fleksibilitas operasional.
Dipilih oleh banyak negara, Scorpene menjadi simbol modernisasi pertahanan laut. Bagi Indonesia, pengadaan ini merupakan upaya memperkuat kedaulatan maritim sekaligus mengembangkan kemandirian teknologi pertahanan.
Kerja Sama Naval-PT PAL
Pada 28 Maret 2024, Indonesia memilih Naval Group dan PT PAL untuk memperkuat kemampuan Angkatan Laut Indonesia. Pembelian dua kapal selam baterai Lithium-Ion (LiB) Scorpène Evolved Full itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan galangan kapal PT PAL Surabaya.
Scorpene akan dibangun di Indonesia di galangan kapal PT PAL, melalui transfer teknologi dari Naval Group. Naval Group dan PT PAL telah menandatangani kontrak dengan Indonesia pada 02 April 2024.
Sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang ditandatangani antara pemerintah Prancis dan Indonesia pada Agustus 2021, pemerintah Indonesia telah memilih Naval Group dan PT PAL untuk program kapal selam mereka. Kedua perusahaan tersebut telah bergabung melalui Perjanjian Kemitraan Strategis (SPA) yang ditandatangani pada Februari 2022.
Kontrak tersebut mencakup pengiriman dua kapal selam Scorpène Evolved Full LiB yang akan dibangun di Indonesia di galangan kapal PT PAL, berkat transfer pengetahuan dan teknologi yang terbukti dari Naval Group, dan dengan penggunaan kembali 100 persen aset PT PAL.
“Naval Group merasa sangat terhormat menjadi bagian dari babak baru aliansi strategis antara Indonesia dan Prancis,” ujar CEO Naval Grup Pierre Eric Pommellet dalam sambutannya saat penandatanganan.
Dengan Scorpène Evolved Full LiB, kata Eric, Indonesia telah memilih kapal selam berperforma tinggi yang telah teruji di laut yang akan memperkuat kedaulatan maritim negara ini dan mendukung Angkatan Laut Indonesia dalam mencapai keunggulan regional di laut.
Selain kapal selam, kemitraan strategis kami dengan PT PAL juga akan mendukung industri pertahanan Indonesia untuk secara aktif mempersiapkan masa depan peperangan angkatan laut di negara ini. ”Kami senang menyambut Angkatan Laut Indonesia dalam keluarga Scorpène”, tegas Éric
Sementara Dr. Kaharuddin Djenod, Direktur Utama PT PAL mengatakan: “Langkah ini merupakan komitmen dan kepercayaan tinggi pemerintah Indonesia terhadap kemampuan perekayasa dalam negeri untuk memajukan teknologi pertahanan, khususnya teknologi kapal selam.”
Komitmen pemerintah dalam mewujudkan kemandirian industri pertahanan, lanjut Koharuddin, juga didukung dengan pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk mendukung penuh seluruh produksi kapal selam dalam negeri di PT PAL. ”Ke depannya, Indonesia diharapkan mampu menguasai teknologi kapal selam,” tegasnya.
Memperkuat industri pertahanan dan angkatan laut Indonesia
Naval Group dan PT PAL mempunyai niat kuat untuk menjalin kerja sama tidak hanya dalam hal kapal selam, tetapi juga dalam membangun kedaulatan Indonesia demi kepentingan industri pertahanan Indonesia.
Kapal Selam Berperforma Tinggi
Scorpène Evolved, merupakan kapal selam serang berperforma tinggi yang dilengkapi dengan sistem energi mutakhir. Di samping memiliki performa tinggi, Scorpène juga adalah kapal selam modern, dan berkategori siluman.
Kapal yang diklaim sebagai terkuat di kelasnya ini, juga dirancang untuk operasi di perairan dangkal. Selain serbaguna, kapal ini memenuhi seluruh cakupan misi seperti peperangan antipermukaan dan antikapal selam, operasi khusus, dan pengumpulan intelijen.
Kapal selam siluman yang cepat ini, memiliki tingkat otomatisasi operasi yang memungkinkan jumlah awak terbatas, yang mengurangi biaya operasinya secara signifikan. Keunggulan tempurnya ditonjolkan oleh fakta bahwa kapal ini memiliki 6 tabung peluncur senjata, 18 senjata (torpedo, rudal).
Scorpène dilengkapi dengan sistem tempur generasi terbaru, SUBTICS, yang menjawab tantangan yang semakin meningkat dalam misi kapal selam modern di perairan biru dan dangkal di seluruh domain peperangan kapal selam.
Kapal selam Scorpène milik Indonesia akan dilengkapi dengan sistem energi mutakhir berdasarkan konfigurasi lithium-ion penuh yang mencakup standar keamanan dan keselamatan tertinggi dan memungkinkan jangkauan energi yang lebih luas, tingkat kerahasiaan yang lebih baik, dan waktu pengisian yang lebih singkat.
Berkat teknologi ini, kecepatan tinggi tersedia tanpa memandang status pengisian daya, sehingga meningkatkan mobilitas taktis kapal selam.
Selain kedua kapal selam Scorpene Indonesia tersebut, 14 unit lain yang dirancang dan diadaptasi oleh Naval Group untuk pasar ekspor tengah beroperasi atau sedang dibangun di seluruh dunia: 2 untuk Angkatan Laut Chili, 2 untuk Angkatan Laut Malaysia, 4 untuk Angkatan Laut Brasil, dan 6 untuk Angkatan Laut India.
Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Naval Group untuk memasok kapal selam terbaik di kelasnya dan mentransfer teknologi dengan sukses.
Konfigurasi akhir kapal selam disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik angkatan laut dan menggabungkan inovasi terkini.
Karakteristik utama Scorpène Evolved:
Perpindahan permukaan: 1.600 – 2.000 ton;
Panjang keseluruhan: 72 m;
Kecepatan terendam: >20 knot;
Kedalaman menyelam: >300 m;
Otonomi: >78 hari dalam misi 80 hari;
Otonomi terendam: >12 hari;
Kru: 31 ;
Total muatan senjata: 18;
Tabung senjata: 6 ;
Sistem manajemen pertempuran SUBTICS;
Ketersediaan operasional di laut: >240 hari per tahun.