astakom, Jakarta – Di tengah tantangan global yang makin kompleks, Indonesia dan Australia mempertegas komitmen mereka untuk tidak hanya bertahan, tetapi maju bersama untuk mewujudkan masa depan ekonomi global yang adil dan inklusif.
Komitmen langkah serempak itu terwujud dalam pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Hon. Don Farrell di sela OECD Ministerial Council Meeting, pada Rabu (4/6).
Baca juga
Adapun pertemuan yang berlangsung di Paris ini menjadi kelanjutan dari babak baru Indonesia–Australia Comprehensive Strategic Partnership (CSP), yang ditandai dengan pengesahan Plan of Action (PoA) 2025–2029.
“PoA ini menjadi dasar penting untuk mendorong kerja sama di berbagai sektor strategis, termasuk perdagangan, energi bersih, transformasi digital, dan ketahanan rantai pasok,” ujar Menko Airlangga, dikutip astakom.com, Kamis (5/6).
Bukan sekadar dokumen, PoA adalah peta jalan yang hidup, meneruskan keberhasilan PoA 2020–2024 yang telah menghadirkan proyek-proyek nyata seperti PLTS Jawa Power dan program pertukaran vokasional.
Dalam suasana penuh optimisme, Menko Airlangga mendorong pengaktifan kembali forum-forum penting seperti ETIMM dan SEOM yang selama ini menjadi ruang strategis penyelarasan kebijakan kedua negara.
“Forum-forum ini perlu diadakan secara reguler agar dialog ekonomi bilateral bisa berkelanjutan dan berdampak konkret,” tegasnya.
Tak hanya bicara masa depan bilateral, keduanya juga menyikapi ancaman proteksionisme global, termasuk pengumuman tarif universal 10 persen oleh Amerika Serikat.
“Indonesia menyampaikan keprihatinan terhadap dampak negatif dari kebijakan proteksionis tersebut terhadap kestabilan rantai pasok dan perdagangan global,” jelas Menko Airlangga.
Terkait IA-CEPA yang kini menginjak tahun kelima, Menko Airlangga menyambut baik rencana evaluasi umum. Peninjauan ini dinilai penting untuk mengoptimalkan manfaat nyata bagi UMKM, investasi, dan harmonisasi standar.
Tak ketinggalan, Indonesia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia terhadap proses aksesi ke OECD dan permintaan dukungan penuh untuk aksesi ke CPTPP. Dengan pengisian kuesioner telah selesai, momentum kini bergulir ke langkah strategis berikutnya.
Menutup pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas kerja sama teknis Prospera, yang sejak 2018 telah menjadi mitra kunci dalam reformasi ekonomi Indonesia.
“Kami berharap Prospera 2.0 bisa memperkuat kebijakan di sektor-sektor masa depan,” ucapnya, seraya membuka peluang kolaborasi lewat Southeast Asia Economic Strategy to 2040 yang baru diluncurkan Australia.