astakom, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menegaskan sikap negaranya dalam mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar damai dari konflik Israel-Palestina.
Pernyataan ini disampaikan saat kunjungannya ke Indonesia di Istana Negara, Jakarta pada hari Rabu (28/5).
Macron menolak anggapan adanya standar ganda dalam kebijakan luar negeri Prancis terhadap Timur Tengah.
Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya tekanan internasional atas krisis kemanusiaan di Gaza dan ketegangan diplomatik antara negara-negara Barat terkait pengakuan terhadap negara Palestina.
“Hanya solusi politik yang akan memungkinkan pemulihan perdamaian dan pembangunan jangka panjang,” kata Macron dalam pernyataannya seperti yang dikutip astakom, Rabu (28/5).
Menurut sejumlah diplomat dan pakar, Macron kini menunjukkan kecenderungan untuk segera mengakui negara Palestina secara resmi.
Langkah ini diprediksi akan menimbulkan reaksi keras dari Israel dan berpotensi memperdalam perbedaan sikap di antara sekutu Barat, yang masih terpecah dalam menyikapi eskalasi di kawasan tersebut.
Dalam upaya konkret mendorong proses perdamaian, Macron mengumumkan rencana kerja sama dengan Arab Saudi untuk menyelenggarakan konferensi internasional tentang Gaza.
Konferensi ini direncanakan digelar dalam waktu dekat di New York dan bertujuan menghidupkan kembali pembahasan soal pengakuan negara Palestina, serta menjamin hak Israel untuk hidup dalam damai dan keamanan.
“Bersama Arab Saudi, kami akan segera menyelenggarakan konferensi tentang Gaza di New York untuk memberikan dorongan baru bagi pengakuan negara Palestina dan pengakuan Negara Israel serta haknya untuk hidup dalam damai dan keamanan di kawasan ini,” ujar Macron.
Langkah Prancis ini muncul di tengah meningkatnya dukungan global terhadap solusi dua negara, termasuk dari sejumlah negara Eropa yang mulai mempertimbangkan pengakuan resmi terhadap Palestina.
Macron menegaskan bahwa perdamaian abadi hanya dapat dicapai jika kedua negara diakui secara sah dan diberikan ruang untuk hidup berdampingan secara aman dan sejahtera.
Isu ini diprediksi akan menjadi fokus utama dalam dinamika diplomasi global beberapa bulan ke depan, dengan konferensi Gaza di New York menjadi salah satu momen penentu arah baru dalam upaya perdamaian di Timur Tengah.