astakom, Jakarta – Di tengah dinamika penerimaan dan belanja negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per April 2025 mencatatkan surplus sebesar Rp4,3 triliun.
Capaian ini menjadi kabar baik, karena setelah selama 3 bulan lamanya APBN defisit, kini pada April 2025, APBN kembali mencatatkan surplus yang setara dengan 0,02 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga
“Postur APBN per akhir April surplus Rp4,3 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip astakom.com, Jumat (23/5).
“Waktu itu kita Januari sampai April APBN kita membukukan defisit karena penerimaan pajak kita yang mengalami beberapa shock,” sambungnya.
Ia merinci bahwa pendapatan negara telah mencapai Rp810,5 triliun atau 27 persen dari target APBN tahun ini. Angka ini melonjak hampir Rp300 triliun dibandingkan capaian pada akhir Maret 2025.
Penerimaan terbesar berasal dari pajak yang berhasil mengumpulkan Rp657 triliun (26,4 persen dari target). Rinciannya, penerimaan pajak non-migas mencapai Rp557,1 triliun (25,4 persen) dan kepabeanan serta cukai sebesar Rp100 triliun (33,1 persen).
Tak hanya itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga menunjukkan performa cemerlang dengan realisasi Rp153,3 triliun atau 29,8 persen dari target. Hal ini disebut Sri Mulyani sebagai sinyal kuat bahwa potensi PNBP perlu terus dioptimalkan.
Namun, belanja negara juga mengalami peningkatan, mencapai Rp806,2 triliun atau 22,3 persen dari target. Dibandingkan akhir Maret, belanja negara naik sekitar Rp185,9 triliun.
Di tengah kondisi ini, Sri Mulyani memastikan bahwa APBN tetap mencatatkan surplus primer sebesar Rp173,9 triliun hingga akhir April 2025.
“Ini menunjukkan bahwa kondisi fiskal masih cukup memadai untuk mengelola pendapatan, belanja, dan utang,” tandasnya.