astakom, Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi, percepatan realisasi belanja pemerintah dipandang sebagai faktor krusial dalam menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025.
Bank Mandiri sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2025 ini akan berada di kisaran 4,93 persen.
Baca juga
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa akselerasi belanja fiskal memiliki peran sentral sebagai penyangga utama, khususnya ketika investasi swasta mengalami perlambatan pasca pemilu.
“Realisasi belanja yang tepat waktu dan tepat sasaran akan menjadi jangkar penting di tengah turbulensi global,” ujar Andry dalam keterangan pers yang dikutip astakom.com, Selasa (20/5).
Selain belanja pemerintah, sinergi kebijakan fiskal dan moneter dinilai sangat menentukan dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendorong permintaan domestik.
“Selama stabilitas harga dan nilai tukar tetap terjaga, kebijakan moneter akomodatif masih memiliki ruang untuk terus dilanjutkan,” tambahnya.
Menurut Andry, konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,89 persen secara tahunan (yoy) di kuartal I 2025 menjadi indikator bahwa daya beli masih terjaga, terutama didorong oleh momen Lebaran dan aktivitas sektor jasa.
Riset Mandiri Spending Index (MSI) per 11 Mei 2025 juga menunjukkan peningkatan belanja masyarakat pada periode libur panjang, terutama di sektor transportasi dan pariwisata. Provinsi seperti DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mencatat kenaikan tertinggi selama periode tersebut.
Sementara itu, inflasi tetap terkendali di angka 1,95 persen hingga April 2025. Stabilitas harga ini menjadi ruang tambahan bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengoptimalkan kebijakan ekspansif yang pro pertumbuhan.
“Peluang akselerasi masih terbuka, terutama jika sinergi kebijakan mampu menjaga iklim usaha dan meningkatkan kepercayaan investor,” tutup Andry.