astakom, Bandung – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Mohamad Hekal, menyerukan perhatian serius dari pemerintah terhadap masuknya produk tekstil impor ilegal yang kian membanjiri pasar nasional.
Anak buah Prabowo Subianto ini menilai kondisi ini mengancam kelangsungan industri tekstil dalam negeri, khususnya di Jawa Barat.
Baca juga
Seruan ini disampaikan tokoh Gerindra asal Jawa Tengah ini usai mengunjungi PT Budi Agung Sentosa, sebuah perusahaan tekstil yang berlokasi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu (18/5), seperti dikutip astakom.com.
Dalam kunjungannya, politisi Partai Gerindra itu menekankan pentingnya pengawasan ketat di wilayah perbatasan dan pasca perbatasan.
“Penjaga gawang dari produk ilegal ini adalah Bea Cukai. Mereka harus terus mengawasi di perbatasan dan post-border agar tidak ada lagi pabrik tekstil yang tumbang karena banjirnya barang dari luar,” tegas Hekal.
Ia juga menanggapi isu yang sempat mencuat mengenai dugaan keterlibatan sejumlah pabrik dalam praktik impor ilegal, termasuk pabrik yang dikunjungi hari itu.
Menurut Hekal, kunjungan Komisi XI ini menjadi bentuk tanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaku industri tetap berjalan sesuai aturan.
“Kita ingin pastikan langsung ke lapangan bahwa perusahaan-perusahaan ini tidak melakukan pelanggaran. Dan sejauh ini, kondisi yang kita lihat cukup meyakinkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hekal menekankan pentingnya sinergi lintas kementerian dalam merumuskan kebijakan yang berpihak pada industri lokal. Ia menyebut kolaborasi antara Bea Cukai, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan sangat krusial.
“Yang mengusulkan tarif dan aturan masuk itu dari kementerian teknis. Tapi pengawasan pelaksanaannya di lapangan, terutama di perbatasan, ada di tangan Bea Cukai. Tugas ini sangat penting untuk menjaga industri lokal kita,” katanya menutup pernyataan.