astakom, Jakarta – Bayangkan apa jadinya ketika salah satu tokoh teknologi dan filantropis dunia, Bill Gates, bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).
Jawabannya sederhana namun berdampak besar, yakni lahirnya Danantara Trust Fund, sebuah kolaborasi ambisius yang bisa jadi akan mengubah wajah dunia filantropi tak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan ASEAN.
Baca juga
Pertemuan historis antara Prabowo dan pendiri Gates Foundation ini jelas bukan sekadar obrolan basa-basi. Di balik kunjungan tersebut, terdapat misi besar yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat Indonesia lewat dana abadi bernilai fantastis.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani dengan optimisme yang kuat menyebut bahwa awal 2026, Danantara Trust Fund akan dimulai dengan suntikan modal awal sebesar 100 juta USD.
Tapi tunggu dulu, ini baru pemanasan. Menurut Rosan, target dana tersebut akan melesat hingga mencapai 1 miliar USD, atau sekitar Rp 16,4 triliun hanya dalam lima hingga enam tahun ke depan.
“Kita sudah running number-nya, target kita sangat realistis,” ujar Rosan kepada wartawan usai pertemuan tersebut, yang dikutip astakom.com.
Misi Bersama Indonesia dan Gates Foundation
Kolaborasi dengan Gates Foundation tak hanya simbolis. Yayasan Bill Gates, yang sudah dikenal global lewat upaya-upaya filantropisnya, akan terlibat aktif dalam pembentukan dan pendanaan bersama dalam Danantara Trust Fund ini.
Dengan melibatkan Gates Foundation, Indonesia tak hanya memastikan masuknya dana besar, tetapi juga transfer pengalaman internasional dalam pengelolaan program sosial berskala global.
Gates Foundation, yang punya rekam jejak impresif di bidang pendidikan, kesehatan, dan sanitasi, diharapkan mampu membawa praktik-praktik terbaik internasional ke dalam pengelolaan dana ini.
“Harapannya ini kita mengikuti standar internasional, yang kita mau attract sebenarnya bukan hanya filantropis dari Indonesia saja, itu juga dari ASEAN, dari negara-negara lain,” terangnya.
Kolaborasi ini pun bertujuan merevolusi model Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar, terutama BUMN.
Program CSR yang selama ini sering kali bersifat ad-hoc, akan diubah menjadi program jangka panjang yang lebih berdampak, terstruktur, dan sejalan dengan agenda pembangunan pemerintah.
“Kita ingin ini program CSR punya dampak atau impact yang besar, yang berkelanjutan dan berkesinambungan,” tegas Rosan.
Ia pun menjanjikan transparansi penuh, agar publik dan media bisa ikut memantau langsung penggunaan dana serta dampaknya terhadap masyarakat.
“Yang paling penting juga adalah programnya ini kita akan lakukan secara terbuka, secara transparan, bisa dipantau oleh semua teman-teman media,” pungkas Rosan.