Kamis, 8 Mei 2025
Kamis, 8 Mei 2025

Catatkan Rekor Baru Ketahanan Pangan Nasional, Amran Lampaui Capaian Swasembada Beras 1984

astakom, Jakarta – Saat ini, stok cadangan beras nasional pemerintah tembus angka 3,5 juta ton. Angka tersebut menjadikannya yang tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir. Capaian ini bahkan melampaui rekor swasembada beras yang pernah diraih Indonesia pada tahun 1984.

Indonesia pernah berhasil mencapai swasembada beras di era kepemimpinan Presiden Soeharto, lebih dari empat decade lalu. Keberhasilan itu pun mengantarkan Indonesia meraih penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada tahun 1985.

Berdasarkan data historis, stok beras nasional pada periode Januari–Mei 1984 tercatat sebesar 3.029.049 ton, dimana jumlah penduduk Indonesia saat itu diperkirakan sebanyak 160 juta jiwa.

Kini, lebih dari 40 tahun, Indonesia kembali menorehkan prestasi baru. Berdasarkan data per 4 Mei 2025, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3.502.895 ton, dengan jumlah penduduk yang hampir dua kali lipat dari tahun 1984, yakni sekitar 280 juta jiwa.

“Ini merupakan rekor tertinggi cadangan beras pemerintah selama periode Januari–Mei sejak Bulog didirikan pada tahun 1969. Jumlah ini bahkan melampaui capaian saat Indonesia meraih swasembada beras pada tahun 1984, padahal jumlah penduduk kita saat ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun tersebut,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Senin (5/5), seperti dikutip astakom.com.

Mentan Amran menambahkan, stok cadangan beras pemerintah akan terus diperkuat dan dimonitor secara ketat untuk mencapai target 4 juta ton dalam waktu dekat.

“Mudah-mudahan dalam 15–20 hari ke depan, cadangan beras nasional kita akan menembus 4 juta ton,” ungkapnya optimis.

Tak hanya mencetak rekor dari sisi jumlah, lonjakan stok beras pada tahun 2025 juga menjadi yang tercepat dalam sejarah.

Dalam waktu hanya empat bulan, stok meningkat tajam dari 1,7 juta ton pada Januari 2025 menjadi 3,5 juta ton per 4 Mei 2025. Kenaikan sebesar 1,8 juta ton ini sepenuhnya berasal dari hasil produksi petani lokal selama periode tersebut.

Capaian luar biasa ini tak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan diimplementasikan secara masif oleh Kementerian Pertanian.

Kebijakan tersebut mencakup peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100 persen, reformasi sistem distribusi pupuk, serta penyesuaian harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram.

Seluruh capaian ini menandakan bahwa swasembada pangan nasional kini benar-benar sudah di depan mata. Produksi dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan rakyat secara mandiri, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk berdiri kokoh dalam sektor pangan.

”Ini adalah hasil dari sinergi kebijakan yang tepat sasaran dan kerja keras para petani di seluruh penjuru Tanah Air,” pungkas Amran Sulaiman.

Rubrik Sama :

Begini Arah Kebijakan Fiskal RI di Tengah Gejolak Global

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menegaskan bahwa di tengah tekanan ekonomi global, Indonesia tetap konsisten menjaga arah kebijakan fiskal yang bersifat jangka panjang.

Indonesia Tetap Adaptif Hadapi Perubahan Geopolitik dan Ekonomi Global

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu menegaskan, bahwa Indonesia tetap bersikap adaptif dalam merespons dinamika global yang kian kompleks. Hal itu ditegaskannya dalam acara 'Fitch on Indonesia 2025: Risk and Opportunity in a New Era' di Jakarta, Rabu (7/5).

Meutya Hafid: Wartawan Juga Berhak Tinggal Layak

astakom, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, menyebut sekitar 70 persen pekerja media kini masih kesulitan memiliki rumah yang layak. Menyadari...

Luhut Sebut Akselerasi Belanja Negara Jadi Kunci Dongkrak Ekonomi RI

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, bahwa akselerasi belanja negara menjadi salah satu kunci utama dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2025.

Update