Selasa, 24 Jun 2025
Selasa, 24 Juni 2025

Catatkan Rekor Baru Ketahanan Pangan Nasional, Amran Lampaui Capaian Swasembada Beras 1984

astakom, Jakarta – Saat ini, stok cadangan beras nasional pemerintah tembus angka 3,5 juta ton. Angka tersebut menjadikannya yang tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir. Capaian ini bahkan melampaui rekor swasembada beras yang pernah diraih Indonesia pada tahun 1984.

Indonesia pernah berhasil mencapai swasembada beras di era kepemimpinan Presiden Soeharto, lebih dari empat decade lalu. Keberhasilan itu pun mengantarkan Indonesia meraih penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada tahun 1985.

Berdasarkan data historis, stok beras nasional pada periode Januari–Mei 1984 tercatat sebesar 3.029.049 ton, dimana jumlah penduduk Indonesia saat itu diperkirakan sebanyak 160 juta jiwa.

Kini, lebih dari 40 tahun, Indonesia kembali menorehkan prestasi baru. Berdasarkan data per 4 Mei 2025, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3.502.895 ton, dengan jumlah penduduk yang hampir dua kali lipat dari tahun 1984, yakni sekitar 280 juta jiwa.

“Ini merupakan rekor tertinggi cadangan beras pemerintah selama periode Januari–Mei sejak Bulog didirikan pada tahun 1969. Jumlah ini bahkan melampaui capaian saat Indonesia meraih swasembada beras pada tahun 1984, padahal jumlah penduduk kita saat ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun tersebut,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Senin (5/5), seperti dikutip astakom.com.

Mentan Amran menambahkan, stok cadangan beras pemerintah akan terus diperkuat dan dimonitor secara ketat untuk mencapai target 4 juta ton dalam waktu dekat.

“Mudah-mudahan dalam 15–20 hari ke depan, cadangan beras nasional kita akan menembus 4 juta ton,” ungkapnya optimis.

Tak hanya mencetak rekor dari sisi jumlah, lonjakan stok beras pada tahun 2025 juga menjadi yang tercepat dalam sejarah.

Dalam waktu hanya empat bulan, stok meningkat tajam dari 1,7 juta ton pada Januari 2025 menjadi 3,5 juta ton per 4 Mei 2025. Kenaikan sebesar 1,8 juta ton ini sepenuhnya berasal dari hasil produksi petani lokal selama periode tersebut.

Capaian luar biasa ini tak lepas dari berbagai kebijakan strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan diimplementasikan secara masif oleh Kementerian Pertanian.

Kebijakan tersebut mencakup peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100 persen, reformasi sistem distribusi pupuk, serta penyesuaian harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram.

Seluruh capaian ini menandakan bahwa swasembada pangan nasional kini benar-benar sudah di depan mata. Produksi dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan rakyat secara mandiri, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk berdiri kokoh dalam sektor pangan.

”Ini adalah hasil dari sinergi kebijakan yang tepat sasaran dan kerja keras para petani di seluruh penjuru Tanah Air,” pungkas Amran Sulaiman.

Rubrik Sama :

Seskab: Presiden Prabowo Bahas Kesiapan Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025–2026

astakom, Bogor – Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri untuk membahas secara menyeluruh kesiapan...

Prabowo Kumpulkan Kabinet Merah Putih di Hambalang, Bahas Apa?

astakom, Bogor – Usai menjalani kunjungan kenegaraan ke Singapura dan Rusia, Presiden Prabowo Subianto langsung mengumpulkan jajaran Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di...

Nusron Wahid Kecam Iklan Penjualan Pulau Indonesia di Situs Kanada

astakom, Tangerang - Pemerintah Indonesia mengecam keras sebuah situs web berbasis di Kanada yang mendaftarkan beberapa pulau di wilayah Indonesia untuk dijual, dengan menyatakan...

Menko Polkam: Pemerintah Tak Akan Mundur Perangi Narkoba

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan mengapresiasi keberhasilan tim gabungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjen Bea Cukai, serta instansi lain yang berkontribusi dalam mengungkap jaringan narkotika di Indonesia.
Cover Majalah

Update