astakom.com, Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mendorong dunia usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk aktif memanfaatkan peluang dari berbagai perjanjian dagang internasional di tengah dinamika globalisasi.
Roro menegaskan bahwa globalisasi merupakan esensi keterhubungan antarnegara di seluruh dunia, dan perdagangan menjadi salah satu sektor penting dalam proses tersebut.
“Meski dinamika geopolitik saat ini mendorong globalisasi ke arah multipolar, Indonesia tetap konsisten membuka diri dan menjalin interaksi dengan dunia, sejalan dengan prinsip politik Luar negeri kita,” ujar Wamendag, dikutip astakom.com, Minggu (5/10).
Roro menekankan strategi Indonesia menghadapi tantangan globalisasi melalui perluasan akses pasar internasional.
“Indonesia saat ini telah memperluas akses pasar dengan melakukan 24 perjanjian dagang dengan 30 negara, salah satunya melalui perjanjian Indonesia-EU CEPA, Indonesia-Kanada CEPA, yang baru saja ditandatangani di Ottawa, Kanada, pada 24 September 2025, serta Indonesia-Peru CEPA,” sebutnya.
Selain negara-negara mitra utama, Indonesia juga aktif menjajaki pasar nontradisional seperti Tunisia dan Mozambik di kawasan Afrika. Hal ini dinilai sebagai langkah adaptif terhadap Dinamika global.
Roro Esti mengungkapkan nilai ekspor indonesia periode Januari–Agustus 2025 naik 7,72 persen, mencapai 185,13 miliar Dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Selama periode ini, Indonesia turut mencatat surplus perdagangan sebesar 29,14 miliar dolar AS dengan mempertahankan surplus perdagangan selama 64 bulan berturut-turut,” jelasnya.
Tidak hanya fokus pada ekspor barang, pemerintah juga mendorong diversifikasi ke sektor jasa, mulai dari ritel, e-commerce, logistik, perawatan kesehatan, perbankan, pariwisata, kuliner, desain, fesyen, hingga konstruksi.
Roro menekankan pentingnya keseimbangan antara kepentingan domestik dan keterbukaan global. Menurutnya, pendekatan ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam penguatan hilirisasi industri, ketahanan pangan dan energi, serta investasi sumber daya manusia.
“Fokus kebijakan pemerintah saat ini adalah hilirisasi baik di sektor industri, perkebunan, dan perikanan. Hal ini dapat menjadi multiplier effect dengan penciptaan Lapangan Kerja dan transfer of knowledge and technology,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Roro Esti mengajak pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk terus berinovasi dan berkomitmen pada standar baku internasional.
“Pelaku usaha bersama pemerintah bisa bersama-sama membangun iklim bisnis yang baik untuk bisa menarik investasi,” pungkasnya.
Gen Z Takeaway
Wamendag Dyah Roro basically kasih wake-up call ke dunia usaha, khususnya UMKM: jangan cuma jualan lokal, tapi juga gas explore peluang dari 24 perjanjian dagang internasional yang udah dibuka pemerintah.
Ekspor kita naik 7,7 persen sampai Agustus 2025, surplus masih konsisten 64 bulan nonstop. Pemerintah juga push hilirisasi + diversifikasi jasa (dari e-commerce, fesyen, sampai pariwisata) biar makin sustain.
Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS