astakom.com, Jakarta – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto semakin memantapkan langkahnya dalam melakukan transformasi digital, khususnya transformasi ekonomi digital untuk mewujudkan visi besar Indonesia emas 2045.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memandang perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan hanya sebagai tren teknologi, melainkan juga sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru yang akan mendorong daya saing bangsa.
Untuk itu, Airlangga dalam acara KAGAMA Leaders Forum di Jakarta menyatakan, bahwa pemerintah bersama perguruan tinggi, pelaku usaha, dan komunitas profesional terus memperkuat kolaborasi dalam membangun ekosistem digital nasional.
“AI adalah sebuah keniscayaan. Dan AI itu akan menjadi game changer. Dan AI yang akan membawa Indonesia dari sekarang negara 16 terbesar di G20, menuju negara yang 4 besar di G20 pada tahun 2045,” ungkap Airlangga, dikutip astakom.com, Jumat (26/9).
Menko Airlangga menyampaikan, bahwa pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis, di antaranya melalui paket kebijakan ekonomi terbaru (8+4+5) yang mencakup pengembangan digitalisasi dan program pemagangan bagi lulusan perguruan tinggi.
Program tersebut dirancang untuk membantu lulusan segera masuk ke dunia kerja, dengan skema pemagangan selama enam bulan yang mendapat dukungan uang saku setara upah minimum provinsi (UMP) dari Pemerintah.
“Pada tahap awal, program tersebut menargetkan 20 ribu peserta dan akan dijalankan dalam periode tiga bulan pertama, kemudian dapat diperpanjang tiga bulan berikutnya,” terang Airlangga.
Senada dengan hal tersebut, Pemerintah juga mempercepat pembangunan AI Data Center di Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa, mendorong pengembangan paket gig economy di 15 kota, serta memperluas akses digital melalui Low Earth Orbit (LEO) Satellite. Dengan LEO Satellite, sekitar 100 ribu masyarakat di daerah yang sulit dijangkau fiber optic kini dapat mengakses internet berkecepatan tinggi.
Dari sisi kerja sama global, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA). Selain itu, Indonesia baru saja menandatangani Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang untuk pertama kalinya mencakup digital cluster. Kerja sama tersebut semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi digital regional maupun global.
Dalam acara yang turut dihadiri Rektor Universitas Gajah Mada Ova Emilia itu, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama di ASEAN yang telah dinilai menggunakan UNESCO Readiness Assessment Methodology untuk mengukur kesiapan digital.
Hasil penilaian tersebut menunjukkan Indonesia berada selangkah lebih maju dibandingkan banyak negara lain di kawasan, menegaskan keseriusan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur dan ekosistem digital untuk menghadapi era kecerdasan buatan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya pembangunan SDM digital. Melalui berbagai program, termasuk kerja sama dengan negara mitra, Indonesia menargetkan pencetakan 10,7 juta talenta digital hingga 2030. Kehadiran pusat-pusat pengembangan teknologi serta perluasan akses pendidikan vokasi di bidang digital diharapkan dapat memperkuat kesiapan generasi muda menghadapi era AI.
“Next engine of growth itu harus sumber daya manusia dan digitalisasi, baru kita bisa menyusul kemajuan yang ada di Jepang, yang ada di Korea, yang ada di Cina. Itulah yang membuat kita nanti menjadi lima besar ekonomi di 2045,” pungkas Airlangga.
Gen Z Takeaway
Indonesia lagi serius banget ngegas ke arah ekonomi digital dan AI biar bisa jadi top 5 ekonomi dunia pas 2045. Dari program magang fresh grad dengan gaji setara UMP, pembangunan AI Data Center, sampai satelit LEO biar internet nyampe ke pelosok, semuanya digodok bareng pemerintah, kampus, dan pelaku usaha untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.