astakom.com, Jakarta – Topan Super Ragasa diperkirakan akan melintasi pesisir selatan China pada Rabu (24/9) malam, setelah sebelumnya melumpuhkan Hong Kong dengan hujan deras dan angin kencang.
Dampak awal yang ditimbulkan cukup parah, pepohonan tumbang, infrastruktur rusak, serta ribuan penerbangan dibatalkan.
Berdasarkan laporan badan meteorologi, kecepatan angin Ragasa mencapai 185 kilometer per jam hingga siang hari waktu setempat.
Saat ini, badai tersebut berada sekitar 160 kilometer di barat daya Hong Kong, dengan intensitas setara badai Kategori III dalam skala Saffir-Simpson.
Ribuan Penerbangan Dibatalkan
Ragasa disebut sebagai badai tropis terkuat tahun ini dan berpotensi menjadi yang paling merusak dalam tujuh tahun terakhir. Sejumlah kota besar di China selatan terdampak langsung: sekolah ditutup, layanan kereta dihentikan, hingga aktivitas bisnis terhenti.
Lima bandara utama, Hong Kong, Guangzhou, Shenzhen, Macau, dan Zhuhai membatalkan lebih dari 5.000 penerbangan pada Selasa hingga Rabu. Bahkan, Shenzhen menangguhkan seluruh layanan kereta bawah tanah.
Peringatan Sinyal Tertinggi Dikeluarkan
Hong Kong mengeluarkan peringatan badai tertinggi, sinyal No. 10, sejak Selasa malam. Peringatan ini menandakan kekuatan angin yang ekstrem. Biro cuaca setempat memperkirakan level itu akan diturunkan menjadi sinyal No. 8 pada Rabu siang.
Sejak 1946, hanya 19 badai, termasuk Ragasa yang pernah memicu sinyal No. 10. Menariknya, ini adalah kedua kalinya dalam setahun Hong Kong mengaktifkan peringatan tersebut, terakhir kali saat Topan Wipha pada Juli.
Ancaman Banjir dan Gelombang Tinggi
Sebagai kota pesisir dengan kondisi geografis curam, Hong Kong menghadapi risiko tambahan berupa banjir pesisir akibat gelombang pasang. Pemerintah maupun sektor swasta telah meningkatkan kesiapan menghadapi bencana, terutama setelah pengalaman Topan Mangkhut pada 2018 yang meninggalkan kerusakan besar.
Di Makau, peringatan badai tertinggi juga dikeluarkan sejak fajar. Biro cuaca setempat memperingatkan risiko banjir di dataran rendah akan bertahan hingga malam hari.
Korban Jiwa di Taiwan dan Filipina
Sebelum menerjang Hong Kong, Ragasa sudah menimbulkan korban di wilayah lain. Di Taiwan, sedikitnya 14 orang tewas dan lebih dari 100 orang dinyatakan hilang di daerah pedesaan. Sementara di Filipina, badai ini merenggut sedikitnya enam korban jiwa.
Sementara itu, perairan Pasifik tropis tetap aktif. Filipina kini tengah memantau badai lain, Opong, yang diperkirakan menguat menjadi badai tropis parah dan bisa melintasi Manila pada akhir pekan mendatang.
Gen Z Takeaway
Topan Super Ragasa bikin Hong Kong lumpuh total: ribuan penerbangan batal, sekolah sampai transportasi berhenti, dan kota diterjang angin 185 km/jam. Badai paling kuat tahun ini itu diprediksi lanjut ke pesisir selatan China, dengan risiko banjir besar di Guangdong, Makau, sampai provinsi sekitar. Sebelumnya, Ragasa sudah tewaskan 14 orang di Taiwan dan 6 di Filipina. Bahkan, Hong Kong sampai keluarin sinyal badai No. 10, peringatan tertinggi yang jarang banget dipakai.