astakom, New York — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menghadiri side event peluncuran Deklarasi Global Pelindungan Personel Kemanusiaan di Markas Besar PBB, New York, pada Sabtu (20/9). Kehadiran ini menandai dimulainya rangkaian High Level Week (HLW) Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-80.
Deklarasi tersebut digagas oleh Ministerial Group for the Protection of Humanitarian Personnel yang beranggotakan sembilan negara: Australia, Brasil, Kolombia, Indonesia, Jepang, Yordania, Sierra Leone, Swiss, dan Inggris. Hingga kini, sebanyak 104 negara, termasuk Indonesia, telah menyatakan dukungan terhadap deklarasi ini.
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menekankan pentingnya akuntabilitas terhadap serangan yang menimpa para pekerja kemanusiaan di wilayah konflik.
“Kita perlu memastikan tidak ada impunitas dan standar ganda dalam menuntut pertanggungjawaban atas gugurnya para personel kemanusiaan, khususnya di Gaza. Mereka adalah pahlawan kemanusiaan yang tidak boleh dilupakan,” tegas Menlu Sugiono.
Deklarasi ini menitikberatkan pada empat langkah praktis, yaitu:
Kepatuhan pada Hukum Humaniter Internasional,
Fasilitasi akses kemanusiaan,
Penyelarasan upaya pelindungan di tingkat internasional, nasional, dan lokal, serta
Akuntabilitas atas pelanggaran terhadap personel kemanusiaan.
Selain itu, deklarasi juga bertujuan melindungi Warga Negara Indonesia yang bekerja maupun menjadi relawan di badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan lain, termasuk di Gaza, Sudan, dan wilayah konflik lainnya.
“Para personel kemanusiaan tidak boleh menjadi target. Tanggung jawab kita tidak berhenti pada tanda tangan deklarasi, melainkan pada implementasi nyata. Indonesia siap berkontribusi dan mengajak dunia untuk bersama-sama menghentikan impunitas,” pungkas Menlu Sugiono.
Pada akhir acara, Menlu Sugiono bersama para Menteri Luar Negeri dan pejabat negara pendukung menandatangani dokumen deklarasi. Dokumen tersebut akan ditempatkan di The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) dan terbuka untuk ditandatangani seluruh negara anggota PBB.
Implementasi selanjutnya akan dipimpin oleh Group of Friends on the Protection of Humanitarian Personnel yang berbasis di Jenewa.
Gen Z Takeaway
Menlu Sugiono barusan ikut launch Deklarasi Global Pelindungan Personel Kemanusiaan di PBB bareng 100+ negara. Intinya, dunia sepakat: relawan & pekerja kemanusiaan bukan target!
Sugiono highlight soal akuntabilitas, khususnya di Gaza → nggak boleh ada impunitas & standar ganda. Deklarasi ini dorong 4 hal: taat hukum humaniter, kasih akses kemanusiaan, sync kerja sama dari level global sampai lokal, & tuntut pertanggungjawaban pelanggaran. Buat Indonesia, ini juga soal jaga WNI yang kerja/relawan di zona konflik. tanda tangan doang nggak cukup, harus ada aksi nyata. Intinya: Protect the protectors. Mereka pahlawan kemanusiaan, masa depan dunia yang lebih adil.