astakom.com, Boyolali – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono menegaskan, kasus TBC di Indonesia masih cukup tinggi sehingga memerlukan penanganan serius.
Wamenkes menyampaikan hal tersebut saat meninjau kegiatan active case finding TBC di Puskesmas Teras, Kabupaten Boyolali, Jumat (19/9).
”TBC menjadi masalah penting karena di Indonesia jumlah kasusnya diperkirakan mencapai 1.060.000 orang. Saat ini baru sekitar 90 persen yang berhasil teridentifikasi dan ternotifikasi,” ujar Wamenkes, dalam keterangan tertulis dikutip astakom.com, Sabtu (20/9).
Program pemeriksaan kesehatan gratis dan penemuan kasus aktif (active case finding), kata Dante, menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC di Indonesia.
Menurutnya, capaian notifikasi tersebut menunjukkan kemajuan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun 2022 notifikasi kasus baru 56 persen, sekarang sudah naik berkat program percepatan melalui pemeriksaan rutin dan active case finding yang mampu menemukan kasus aktif yang sebelumnya tidak terdeteksi,” jelasnya.
Prof. Dante menambahkan, banyak kasus TBC tidak terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit ringan.
“Ada pasien yang semakin kurus atau nafsu makan menurun, sering disangka sakit maag biasa, padahal TBC,” ujarnya.
Siapkan Rontgen gratis
Salah satu inovasi yang mulai diterapkan adalah pemeriksaan TBC menggunakan rontgen secara massal. Pemerintah daerah Jawa Tengah sudah memulainya dengan pemeriksaan rontgen, dan ini terbukti efektif.
Ke depan, pemerintah pusat merencanakan penyediaan alat rontgen untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
“Kalau anggaran mencukupi, setiap dari 514 kabupaten/kota akan mendapatkan alat rontgen. Alat ini akan digunakan secara bergilir ke kecamatan-kecamatan dan diberikan gratis untuk masyarakat dalam rangka pemeriksaan kesehatan maupun active case finding TBC,” katanya.
Selain rontgen, deteksi dini TBC juga dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan formulir skrining. Dengan kombinasi metode ini, Prof. Dante optimistis angka kasus TBC dapat ditekan secara signifikan.
“Angka kematian akibat TBC masih tinggi. Data tahun 2022 menunjukkan 386 kasus per 100 ribu penduduk. Target kita menurunkan menjadi 65 per 100 ribu penduduk pada tahun 2030,” tegasnya.
Program percepatan penanggulangan TBC merupakan bagian dari arahan Presiden Republik Indonesia untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat.
Pemerintah daerah didorong untuk aktif mendukung program ini melalui alokasi anggaran, pelatihan tenaga kesehatan, dan sosialisasi yang masif di masyarakat.
Gen Z Takeaway
Wamenkes Prof. Dante bilang kasus TBC di Indonesia masih tinggi, so perlu penanganan serius. Untuk itu ia minta kegiatan active case finding TBC di Puskesmas digalakkan. Bahkan pemerintah punya rencana buat bagi-bagi alat rontgen ke seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Tujuannya, biar TBC cepet tertangani hingga angka kasusnya turun.