astakom.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pihaknya akan mengebut serapan anggaran kementerian/lembaga (K/L) yang dinilai masih berjalan lambat pada tahun ini.
Hingga semester I 2025, realisasi belanja negara tercatat baru mencapai Rp 1.407,1 triliun atau sekitar 38,8 persen dari total pagu anggaran. Purbaya menilai hal ini terjadi karena adanya perubahan struktur organisasi hingga pembentukan beberapa instansi baru.
“Ini kan ada beberapa kementerian baru kan, yang mungkin sebagian masih belum terbiasa. Saya enggak tahu yang mana detailnya, tapi nanti akan kita dampingin,” kata Purbaya di Jakarta, dikutip astakom.com, Jumat (12/9).
Menkeu menegaskan, jika proses pendampingan belum berhasil, dirinya akan turun langsung ke K/L yang masih lamban dalam merealisasikan anggaran. Bahkan, ia berencana menggelar pertemuan bersama media untuk membuka alasan keterlambatan tersebut.
“Terus kalau enggak bisa juga kita dampingin. Nanti secara reguler kementerian yang lambat saya akan datangin, dan meeting sama mereka dan jumpa pers di depan teman-teman semua kenapa lambat. Supaya semuanya bergerak lebih cepat,” ujarnya.
Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,2 Persen
Selain soal anggaran, Purbaya juga menyampaikan optimisme terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di sisa 2025. Setelah mencatat pertumbuhan 5,12 persen pada kuartal II, ia meyakini pertumbuhan sepanjang tahun bisa mendekati 5,2 persen.
“Bisa mendekati itu,” tegasnya.
Menurut dia, ada peluang besar bagi ekonomi RI untuk tumbuh lebih cepat pada kuartal IV 2025. Hal ini diyakini sebagai sinyal bahwa perekonomian nasional sudah melewati fase terendah.
“Seandainya triwulan ke-4 nanti tumbuhnya lebih cepat, saya yakin akan lebih cepat. Itu tanda-tandanya bahwa ekonomi kita sudah melewati titik terendah, dan ke depan akan bergerak lebih cepat lagi,” ungkapnya.
Rp 200 Triliun Disalurkan ke 6 Bank Himbara
Untuk mempercepat perputaran ekonomi, Kementerian Keuangan juga menyalurkan dana sebesar Rp 200 triliun kepada enam bank milik negara (Himbara). Kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat likuiditas pasar keuangan dan mendorong aktivitas sektor swasta.
“Kita memastikan sektor swasta jalan, nanti kita lihat butuhnya berapa lagi. Kita pelajari dampaknya,” ujar Purbaya.
Adapun enam bank penerima penyaluran dana tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Nasional (BSN).
Gen Z Takeaway
Intinya gini, Menkeu Purbaya lagi ngegas biar duit negara nggak numpuk doang tapi cepet dipake buat jalanin program, soalnya banyak kementerian baru masih kagok ngelola anggaran. Dia sampai siap turun langsung kalau ada yang lelet.
Tapi tenang, Purbaya pede ekonomi RI masih bisa ngebut akhir tahun ini, apalagi udah siapin Rp200 triliun buat dorong likuiditas lewat bank Himbara biar roda ekonomi makin muter kenceng.