astakom.com, Jakarta – Langkah DPR RI berbenah diri di bawah kepemimpinan Ketua DPR Puan Maharani pasca aksi demontrasi di sejumlah daerah di Indonesia dinilai menjanjikan.
Pengamat komunikasi politik dari The London School of Public Relations (LSPR Communication & Business Institute) Ari Junaedi menyambut positif sejumlah langkah awal yang diambil DPR RI dalam merespons tuntutan publik terhadap transformasi parlemen.
Ari menilai saat ini DPR tengah menapaki arah baru yang patut diapresiasi karena terdapat sejumlah langkah progresif.
“Arus besar tuntutan publik terhadap DPR tidak saja membuat DPR mawas diri dan berbenah tetapi juga membuat publik lebih aware dengan parlemen,” kata Ari, Jumat (5/9).
Menurut Ari, dinamika yang terjadi belakangan ini menjadi momentum penting bagi DPR untuk memperbaiki citra dan kinerja kelembagaan. Ia menilai momen tersebut harus dijadikan titik awal untuk DPR lebih mengutamakan kinerja nyata.
“Tentu saja momen tersebut harus dijadikan titik awal untuk DPR lebih mengutamakan kinerja ketimbang fleksing. Saya masih meyakini DPR di bawah kepemimpinan Puan Mahaharani bisa mereset parlemen ke arah yang lebih baik. Pasti anggota-anggota Dewan mendapat pelajaran yang berharga dari tragedi kemarin,” urainya.
Tuntutan 17+8 mulai dijalankan
Ari pun menyoroti bagaimana Puan membawa DPR untuk mendengar aspirasi dan desakan rakyat agar DPR mawas diri dan berbenah, setelah menghapus tunjangan rumah dinas. Di saat bersamaan tuntuan itu juga membuat publik lebih perhatian dengan parlemen.
“Tuntutan 17+8 dari rakyat yang mengedepankan transparansi, reformasi dan empati buktinya mulai dilakukan di sisi legislatif,” tutur Ari.
“Beberapa poin yang masuk dalam tuntutan publik kini mulai dijalankan di parlemen. Pembekuan tunjangan perumahan dan penghentian fasilitas yang diberikan kepada anggota telah diberlakukan oleh DPR. Kini publik tinggal menunggu publikasi dari transparasi anggaran yang diterima anggota DPR,” imbuhnya.
Bijak bersikap
Ari juga menyoroti masih adanya sejumlah anggota DPR yang menunjukkan kepekaan terhadap masyarakat. Beberapa anggota dewan juga menunjukkan integritas dan tanggung jawab moral.
Rieke Diah Pitaloka misalnya, secara terbuka meminta maaf kepada rakyat dan mengingatkan rekan-rekannya agar lebih bijak dalam bersikap. Rieke bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR Andre Rosiade juga menemui para aktivis hingga influencer yang menyerahkan tuntutan rakyat 17+8 ke DPR, Kamis (4/9).
Andre Rosiade pun bersama Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan dan anggota Komisi VI DPR Kawendra Lukistian menerima massa aksi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia atau GMNI, kemarin.
Selain itu, Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menyerukan keadilan bagi Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Amikom Yogyakarta, yang tewas diduga dianiaya dalam aksi unjuk rasa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu.
Terkait hal ini, Ari menilai sikap sejumlah anggota dewan menunjukkan kepekaan kepada masyarakat.
“Ini merupakan contoh nyata sensitivitas sosial yang patut diapresiasi. Sikap rendah hati ini menunjukkan bahwa kritik publik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan dijadikan bahan refleksi,” sebut Ari.
Tuntaskan tuntutan
Meski demikian, Ari menilai publik masih menunggu penyelesaian sejumlah persoalan penting, termasuk penindakan terhadap anggota DPR yang dinilai melecehkan aspirasi rakyat melalui Badan Kehormatan DPR.
“Saya kembali meyakini apa-apa saja yang belum ditunaikan DPR selaras dengan tuntutan publik akan dituntaskan oleh DPR. Langkah awal yang baik yang ditorehkan DPR ‘yang baru’ dan ‘siap berubah’ terus dinanti publik. Mengingat respon DPR begitu menjanjikan harapan,” paparnya.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR senantiasa terbuka dan melakukan evaluasi. Ia juga memastikan DPR akan berupaya melakukan transformasi kelembagaan agar bisa sesuai harapan rakyat.
Dalam pertemuan dengan tokoh publik, Puan pun kembali menyampaikan permohonan maaf atas sikap atau pernyataan sejumlah anggota DPR yang belakangan dinilai menyinggung perasaan publik.
Puan juga menerima aspirasi dari Peneliti Senior BRIN, Siti Zuhro, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga tokoh NU, KH Marsudi Syuhud, mantan Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, hingga Pakar Komunikasi Effendi Gazali. Mereka tergabung dalam wadah bernama Majelis Mujadalah Kiai Kampung.
Tak hanya itu, pimpinan DPR sebelumnya juga menerima perwakilan 16 organisasi mahasiswa dan menampung aspirasi mereka. DPR menyebut siap melakukan transformasi lembaga dipimpin langsung oleh Puan.
Gen Z Takeaway
Pengamat Komunikasi Politik London Shool of Public Relations Ari Junaedi masih meyakini DPR pimpinan Puan akan lakukan transformasi parlemen, sebagai respon tuntutan publik. Ari menilai kini DPR sedang menapaki arah baru dengan langkah lebih progresif. Kini mereka lebih mawas diri dan bebenah supaya publik lebih aware. Dinamika kemajuan mesti dipertahankan demi pabaikan citra dan kelembagaan.