astakom.com, Jakarta – Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menyoroti dugaan adanya motif fraud atau kecurangan keuangan dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta.
Adrianus menyebut dugaan fraud kemungkinan melibatkan korban dengan aktor intelektual. Namun, ia mengingatkan bahwa fraud biasanya melibatkan orang dalam lembaga, sementara sejauh ini belum ada staf internal bank yang ditangkap terkait kasus tersebut.
“Kalau fraud itu artinya suatu kegiatan penggelapan dana oleh orang dalam, oleh orang bank dalam hal ini. Tapi kalau begitu kan belum kelihatan atau tidak kelihatan bahwa ada oknum staf bank yang kemudian ditangkap polisi. Jadi dalam hal ini fraud apa?” katanya kepada jurnalis astakom.com melalui sambungan telepon, Kamis (28/8).
Menurutnya, jika kasus tersebut bukan fraud internal, maka bisa jadi berkaitan dengan kejahatan lain seperti blackmail atau forgery yang dilakukan pihak eksternal. Namun ia mempertanyakan apa hubungan korban dengan dugaan tindak pidana itu.
“Apakah korban dalam hal ini sebagai pihak yang karena kewenangannya, karena jabatannya lalu mengetahui bahwa ada upaya fraud dari eksternal, sehingga kemudian dia lalu mencegahnya? Nah masalahnya itu apakah itu yang kemudian menyebabkan aktor intelektual itu lalu kemudian meng-order orang yang sekarang ini tertangkap?” ujar Adrianus.
Adrianus meyakini pihak kepolisia, yang dalam hal ini Polda Metro Jaya telah mengantongi sejumlah informasi penting yang akan membuat terang motif sebenarnya dari kasus tersebut. Namun, dibutuhkan waktu untuk melakukan cross-check agar gambaran besar kasus menjadi lebih jelas.
“Polisi sudah punya sebetulnya. Cuma kan perlu di cross-check, perlu di uji ulang, di cek silang gitu ya, agar kemudian lalu polisi bisa mendapatkan gambaran yang paling akurat,” katanya.
Ia juga mengungkapkan adanya pernyataan dari kelompok pelaku yang mengaku hanya bertugas menculik korban tanpa niat membunuh. Hal ini menimbulkan dugaan adanya perbedaan perintah di antara kelompok pelaku.
“Jangan-jangan memang ordernya beda-beda gitu ya, sehingga lalu kemudian diharapkan dengan order beda-beda itu, polisi juga jadi bingung dan tidak sampai kepada siapa yang menjadi aktor intelektual,” jelas Adrianus.
Menurutnya, kondisi ini membuat polisi perlu berhati-hati, karena para pelaku bisa saja berusaha menutupi keterlibatan sebenarnya dengan cara berkelit, berbohong, atau saling melempar tanggung jawab.
“Makanya kemudian lalu Polri harus hati-hati dalam langkah mengadakan crosscheck itu, sehingga dibutuhkan waktu,” tegasnya.
15 Tersangka Kasus Kacab BRI
Polda Metro Jaya telah menetapkan 15 orang tersangka dalam kasus dugaan penculikan dan pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim menyatakan, bahwa pihaknya telah mengelompokkan para tersangka dalam beberapa klaster berdasarkan perannya masing-masing.
“Satu aktor intelektual, dua klaster yang membuntuti, tiga klaster yang menculik, dan empat klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban,” kata Abdul kepada wartawan, Rabu (27/8).
Daftar 15 Tersangka dan peran dalam kasus pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih Jakarta:
Klaster Intelektual (dalang perencanaan)
1. Dwi Hartono (DH) – pengusaha bimbel online, diduga otak utama penculikan dan pembunuhan.
2. YJ – turut serta merencanakan penculikan bersama DH.
3. AA – bagian dari tim perencana, ditangkap di Solo.
4. C alias Ken – ikut dalam perencanaan, ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Klaster Penculikan
5. AT – eksekutor lapangan yang menculik korban dari parkiran supermarket di Pasar Rebo.
6. RS – ikut menculik korban.
7. RAH – bagian dari tim penculik.
8. RW alias Eras – anggota tim penculik.
Klaster Penganiayaan & Eksekutor (hingga korban meninggal)
9. M – pelaku penganiayaan
10. T – eksekutor yang menyebabkan kematian korban
11. U – membantu membuang jasad ke Bekasi
12. – bagian dari tim eksekusi
13. N – pelaku yang ikut dalam pembuangan jasad
Klaster Pengintai
14. F – diduga oknum aparat, masih dalam pendalaman
15. S – bertugas membuntuti korban sebelum penculikan
Gen Z Takeaway
Kasus penculikan sekaligus pembunuhan Kacab BRI makin kayak series thriller, guys. Guru Besar Kriminologi UI, Adrianus Meliala, nyorot kemungkinan ada motif fraud atau kejahatan finansial lain di baliknya, tapi sampai sekarang belum kelihatan ada “oknum bank” yang ketangkep.
Bisa jadi malah ada urusan blackmail atau forgeries dari pihak luar, dan korban mungkin tahu terlalu banyak. Plus, pelaku ngaku cuma disuruh nyulik, bukan bunuh—kayak ada order yang beda-beda gitu. Jadi Polri sekarang lagi mode sabar + cross-check, biar bisa bongkar aktor intelektual asli tanpa kejebak drama alibi para tersangka.