Minggu, 24 Agu 2025
Minggu, 24 Agustus 2025

Menko PMK Pratikno Ngantuk saat Ditanya soal Balita di Sukabumi Meninggal Akibat Cacingan, Netizen Auto Murka

astakom.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menjadi sorotan publik usai pernyataannya terkait kasus meninggalnya seorang balita asal Sukabumi, Jawa Barat, bernama Raya alias RY.

Kisah tragis RY sempat menghebohkan publik, dimana bocah berusia empat tahun itu meninggal dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing seberat 1 kilogram. Hal ini memperlihatkan lemahnya penanganan kesehatan di tingkat masyarakat.

Namun, respons Pratikno saat dimintai keterangan oleh awak media dinilai minim empati hingga memicu kemarahan netizen di jagat media sosial.

Menko PMK Pratikno Ngantuk
Saat ditanya mengenai kasus RY, Pratikno hanya menjawab singkat. Dia mengatakan, kasus yang menyangkut seorang balita itu menjadi ranah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Mungkin anu ya, Kemenkes yang mengawal cukup detail,” kata Pratikno saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (21/8).

Ketika ditanya lebih lanjut apakah ia sudah mendapatkan laporan soal kasus tersebut, Pratikno kembali menegaskan agar media menanyakan langsung kepada Menteri Kesehatan.

“Tapi detailnya Menkes ya,” ujarnya, dikutip dari Warta Kota.

Bahkan, saat wartawan terus mendesak, Pratikno melontarkan jawaban yang memicu kontroversi. Di mana ia mengaku mengantuk. Parahnya, pernyataan kontroversial itu disampaikan sembari tertawa lepas.

“Detailnya nanti di Kemenkes ya, kamu,” katanya.

“Enggak tahu saya ini agak ngantuk dikit ini… hehehe hahaha,” tambahnya sembari menunjuk dirinya sendiri lalu tertawa.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Selain Kemenkes, Kemenko PMK juga membawahi Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pernyataan Pratikno yang menyinggung soal rasa kantuk justru dianggap publik sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap tragedi meninggalnya balita akibat penyakit cacingan.

Pratikno Bikin Netizen Geram
Gelombang kritik pun membanjiri media sosial. Banyak warganet menilai mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Joko Widodo itu tidak memiliki empati.

Salah satu yang bersuara lantang adalah konten kreator Didi Lionrich. Dalam unggahan videonya, Didi menuding Pratikno gagal menunjukkan tanggung jawab sebagai pejabat publik.

“Ada lagi nih pejabat yang error. Ditanya soal kesehatan rakyat, jawabannya saya ngantuk. Lah itu tanggung jawab elu m#####. Ya itu Pratikno, mantan mensesneg-nya Jokowi. Orang yang disebut-sebut jadi kepanjangan tangannya Jokowi,” kata Didi.

Lebih lanjut, ia mendesak Presiden Prabowo Subianto agar segera mengevaluasi Pratikno. “Oleh karena itu, Didi meminta Presiden mengganti Pratikno dan semua orang Jokowi dengan orang kepercayaan Prabowo,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, Didi juga menyampaikan kritik pedas kepada Pratikno agar tidak meremehkan nyawa manusia.

“Kelakuan dan bacotan mereka udah terlalu banyak yang nyakitin rakyat Pak,” kata Didi.
“Trus buat Pratikno dan siapapun pejabat yang ngantuk. Jangan pernah cengengesan kalau lagi ngomongin nyawa manusia. Apalagi ini tentang anak kecil. Bang### Lu,” seru Didi dengan nada geram.

Ia pun menutup kritiknya dengan sindiran keras. “Kalau ngantuk ya mundur. Tidur sana di rumah. Ngapain lu makan duit rakyat tapi gak mau ngurusin rakyat. Bangga amat lu jadi beban. Ape lu,” tegasnya.

Penyebab Kematian Raya
Terlepas dari pernyataan kontroversi Pratikno tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin angkat bicara terkait penyebab kematian balita bernama Raya tersebut.

Dia menyatakan, penyebab kematian bukan karena cacing gelang yang ditemukan dalam tubuhnya, melainkan akibat infeksi berat yang berujung pada sepsis.

“Raya meninggal bukan karena cacingan tetapi karena infeksi yang menyebar ke seluruh tubuhnya,” kata Budi di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/8).

Budi mengatakan, infeksi berat yang menyebabkan sepsis pada Raya diduga dipicu oleh penyakit yang telah diderita selama berbulan-bulan, seperti batuk berdahak berkepanjangan.

Dia menyebut kemungkinan diagnosis awal mengarah pada meningitis atau tuberkulosis (TBC).

“Selama tiga bulan, dia batuk berdahak tanpa henti, tubuhnya melemah, sehingga bakteri menyebar ke seluruh tubuh. Itu yang disebut sepsis,” ujarnya.

Rubrik Sama :

Nasib Tragis Kepala Cabang BRI Jakarta Diculik dan Dibunuh, Motif Pelaku Masih Bikin Penasaran

astakom.com, Jakarta – Peristiwa tragis menimpa Kepala Cabang Pembantu BRI di Jakarta, Muhammad Ilham Pradipta (MIP). Ia menjadi korban penculikan dan pembunuhan yang dilakukan...

Immanuel Ebenezer Minta Maaf, Tapi Tak Ada Ampun dari Prabowo

astakom.com, Jakarta - Eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel menangis sesenggukan saat digelandang penyidik KPK, usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan...

Apa itu DTSEN? Cara Mengecek DTSEN Agar Bisa Menerima PKH dan BPNT

astakom.com, Jakarta – Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) merupakan bentuk integrasi dari tiga basis data utama yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Nasional (DTKS), Registrasi...

Menteri ESDM: Presiden Minta Tertibkan Kegiatan Pertambangan

astakom.com, Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menertibkan seluruh kegiatan pertambangan, baik...

Terkini

Viral

Videos