Jumat, 22 Agu 2025
Jumat, 22 Agustus 2025

Ancaman Q-Day: Dunia Digital Hadapi Transisi Kriptografi Pasca-Kuantum

astakom.com, Jakarta – Para pakar keamanan siber memperingatkan bahwa dunia digital tengah berpacu dengan waktu menghadapi ancaman Q-Day, yaitu saat komputer kuantum mampu membobol sistem enkripsi modern. Menurut prediksi IBM, Google, dan Gartner, Q-Day bisa terjadi paling cepat pada tahun 2029, hanya empat tahun dari sekarang.

Enkripsi yang saat ini dianggap paling aman, seperti RSA-2048, digunakan dalam transaksi perbankan, email, hingga komunikasi digital sehari-hari. Namun, ketika komputer kuantum mencapai kemampuan penuh, algoritma tersebut akan rapuh. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait praktik “harvest now, decrypt later” di mana peretas atau aktor negara mencuri data terenkripsi sekarang untuk kemudian dibuka setelah Q-Day.

Transisi ke Post-Quantum Cryptography (PQC) diyakini tidak akan mudah. Pengalaman peralihan dari SHA-1 ke SHA-2 pada awal 2000-an menjadi gambaran, proses itu memakan waktu sekitar 12 tahun hingga mayoritas organisasi benar-benar siap. Para ahli menilai, durasi serupa kemungkinan juga terjadi untuk PQC, sementara waktu menuju 2029 makin singkat.

Meski demikian, para pengamat menegaskan Q-Day tidak akan memicu kekacauan instan layaknya isu Y2K pada tahun 2000. Alih-alih, risikonya muncul secara senyap berupa pencurian data berskala besar yang sulit disadari publik. “Tidak ada alarm berbunyi, hanya data yang hilang,” kata Chris Hickman, Chief Security Officer Keyfactor, dikutip Astakom dari Cybernews.

Saat ini, menurut laporan Keyfactor, sekitar 50 persen organisasi masih belum siap dengan roadmap keamanan pasca-kuantum. Harapan terbesar datang dari regulasi pemerintah, sektor keuangan, hingga penyedia layanan cloud besar yang dapat memaksa percepatan adopsi PQC. Para pakar menekankan, semakin cepat perusahaan beralih, semakin kecil risiko data strategis mereka dibobol begitu Q-Day tiba.

Apa itu Q-Day?
Istilah Q-Day adalah singkatan dari Quantum Day, hari ketika komputer kuantum mencapai kemampuan untuk memecahkan sistem kriptografi konvensional, terutama algoritma enkripsi kunci publik seperti RSA dan ECC. Penamaan ini mengikuti gaya penamaan “hari penting” lain dalam dunia teknologi, seperti Y2K (Year 2000 bug) atau Y2038 (Unix Epochalypse).

Jika Y2K dulu ditakuti akan menyebabkan sistem komputer rusak serentak, Q-Day justru berbeda, tidak menimbulkan kerusakan instan, tetapi membuka pintu bagi pencurian data berskala besar. Karena sifat ancamannya yang tidak terlihat langsung, para pakar menyebut Q-Day sebagai “badai senyap” dalam dunia siber.

Rubrik Sama :

Sri Mulyani Bantah Sebut Guru sebagai Beban Negara, Ngaku Jadi Korban Deepfake

astakom.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meluruskan isu yang menuding dirinya menyebut guru sebagai beban negara. Klarifikasi ini disampaikan Sri Mulyani...

Deretan Game Besar yang Akan Rilis: GTA VI, Metal Gear Solid Delta, hingga Assassin’s Creed Hexe

Astakom.com, Jakarta – Jika paruh pertama 2025 sudah menghadirkan game-game terbaik, maka sisa tahun ini hingga 2026 dipastikan akan menjadi ajang rilis besar yang...

Game Terbaik 2025: Dari Death Stranding 2 hingga Elden Ring: Nightreign

Astakom.com, Jakarta - Tahun 2025 baru berjalan delapan bulan, namun sejumlah judul game sudah mencuri perhatian gamer dan kritikus. Dari sekuel megah karya Hideo...

China Gelar Pertandingan Robot Humanoid Pertama di Dunia, Tampilkan Kecanggihan dan Keterbatasan Teknologi

Astakom.com, Beijing - Beijing menjadi sorotan dunia setelah resmi menggelar World Humanoid Robot Games pertama di dunia. Ajang unik ini mempertemukan lebih dari 500...

Terkini

Viral

Videos