Kamis, 21 Agu 2025
Kamis, 21 Agustus 2025

Menyusuri Sesar Baribis, Ancaman Tersembunyi di Bawah Jabodetabek

astakom.com, Jakarta – Gempa yang terasa di Bekasi beberapa waktu lalu kembali menyoroti keberadaan Sesar Baribis. Patahan aktif ini membentang dari Purwakarta, Subang, Karawang, Bekasi, Depok, hingga selatan Jakarta. Letaknya yang melintas di kawasan padat penduduk menjadikan Sesar Baribis salah satu ancaman laten bagi wilayah megapolitan Jabodetabek.

Apa Itu Sesar Baribis?
Sesar Baribis adalah patahan naik (thrust fault) yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Panjangnya mencapai lebih dari 100 kilometer dan diduga masih aktif hingga sekarang. Para ahli menyebut patahan ini sebagai salah satu sesar paling berbahaya di Pulau Jawa karena melewati kawasan berpenduduk padat, industri, dan infrastruktur vital.

Jejak Sejarah Gempa
Catatan sejarah menunjukkan, Sesar Baribis diduga menjadi penyebab gempa besar Bogor tahun 1834 dengan magnitudo sekitar 7,0 yang merusak banyak bangunan dan menewaskan warga. Pada tahun 1862, gempa serupa juga dilaporkan terjadi di Karawang. Rangkaian bukti ini menunjukkan sesar tersebut memang aktif sejak lama dan punya potensi menimbulkan gempa kuat di masa depan.

Riset Terkini
Penelitian oleh BRIN, ITB, dan berbagai lembaga lain menunjukkan bahwa segmen barat Sesar Baribis yang membentang dari Purwakarta, Karawang, hingga Bekasi diperkirakan dalam kondisi terkunci (locked). Kondisi ini berbahaya, sebab energi tektonik bisa menumpuk dan dilepaskan sewaktu-waktu dalam bentuk gempa besar.

Studi menggunakan seismometer dan pemodelan geofisika juga menemukan beberapa aktivitas gempa kecil di sekitar Karawang dan Purwakarta dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi alarm bahwa patahan tersebut masih hidup dan perlu diwaspadai.

Mengapa Berbahaya bagi Jakarta?
Posisi Sesar Baribis yang melintas dekat Jakarta menjadikannya ancaman nyata. Bila terjadi gempa besar, dampaknya bisa langsung dirasakan jutaan warga di Bekasi, Depok, hingga pusat ibu kota. Infrastruktur vital seperti jalan tol, jaringan listrik, dan pusat industri di Karawang–Bekasi juga berada di jalur rawan.

Mitigasi dan Kesiapsiagaan
Para ahli menekankan pentingnya mitigasi:

  • Pemutakhiran peta bahaya gempa di kawasan Jawa Barat dan Jabodetabek.
  • Pembangunan gedung dan infrastruktur yang sesuai standar tahan gempa.
  • Sosialisasi kepada masyarakat tentang kesiapan menghadapi guncangan.

BMKG bersama peneliti kampus dan BRIN juga terus memantau aktivitas sesar ini dengan sensor modern. Data real-time diintegrasikan ke pusat pemantauan untuk memberi peringatan lebih cepat kepada masyarakat.

Sesar Baribis adalah “raksasa tidur” di bawah kaki kita. Sejarah mencatat ia pernah mengguncang, dan sains memberi sinyal ia bisa bangun kembali. Namun dengan kesiapsiagaan, edukasi, dan teknologi deteksi modern, risiko itu bisa ditekan agar tidak berujung pada bencana besar.

Rubrik Sama :

RSPPN Soedirman Terima Alat Canggih Stimel-03 untuk Terapi Stroke Berteknologi AI

Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman resmi menerima alat kesehatan canggih bernama Stimel-03, perangkat modalitas untuk menstimulasi pergerakan otot lokal yang dilengkapi teknologi AI STIMELL dari PT Silverstream Indonesia Sehat (SIS).

Siswa Indonesia Raih Tiga Perunggu dan Dua Honorable Mention IPhO 2025 Prancis

astakom, Tangerang - Prestasi membanggakan kembali diraih siswa Indonesia di ajang talenta internasional. Tim Indonesia sukses merebut tiga medali perunggu dan dua Honorable Mention...

Observatorium Nasional Timau Siap Jadi Observatorium Terbesar di Asia Tenggara

astakom, Jakarta - Di tengah hamparan perbukitan asri Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berdiri sebuah bangunan bulat berwarna hijau dengan kubah...

Planet Bocah Ketahuan! James Webb Abadikan Eksoplanet Seukuran Saturnus

astakom, Jakarta - Planet ini mengorbit bintang muda TWA 7 yang berjarak sekitar 110 tahun cahaya dari Bumi dan berada dalam cincin debu yang...

Terkini

Viral

Videos