astakom.com, Karawang – Setidaknya sebanyak 5 kecamatan dan 9 desa terdampak gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang berpusat di tenggara Bekasi berdampak pada Rabu (20/8) malam tersebut.
Berdasarkan hasil assesmen tim reaksi cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD setempat mencatat, ada 26 rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
“Gempa magnitudo 4,9 tadi malam itu berdampak di 5 kecamatan dan 9 desa. Hingga pagi ini BNPB tidak menerima adanya informasi korban jiwa baik itu meninggal dunia maupun luka,” kata Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Kamis (21/8).
Wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Telukjambe Barat, Tegalwaru, Klari, Pangkalan, dan Ciampel. Di Karawang, bangunan rumah warga di Kampung Jungkur dan Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, mengalami retak dan roboh di bagian dinding.
Selain permukiman, fasilitas umum juga rusak. SDN Kutamaneuh 2 di Kecamatan Tegalwaru mengalami plafon jebol hingga menimpa meja di ruang kelas, sementara aula serbaguna Kecamatan Pangkalan juga roboh di bagian langit-langit.
Beruntung saat gempa terjadi, gedung-gedung tersebut dalam kondisi kosong, sehingga tidak menimbulkan korban.
Berdasarkan laporan sementara, sebanyak 20 jiwa dari delapan kepala keluarga terdampak langsung akibat kerusakan rumah.
“BNPB akan melanjutkan kaji cepat situasi dan dampak dari gempa magnitudo 4,9 ini pada pagi hari ini. Kami harapkan cuaca cukup mendukung agar asesmen berjalan optimal,” jelas Abdul.
13 Kali Gempa Susulan
Sejauh ini, tercatat adanya gempa susulan sebanyak 13 kali, sejak adanya gempa utama berkekuatan magnitudo 4,9 semalam, yang berpusat di sekitar 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, dengan kedalaman 10 kilometer.
“Menurut informasi BMKG per pagi ini sudah terjadi gempa susulan sebanyak 13 kali dengan magnitudo terbesar 3,9 dan magnitudo terkecil 1,7,” ujar Abdul Muhari.
Untuk itu, BNPB mengimbau warga tetap tenang dan melaporkan kerusakan ke aparat desa maupun BPBD agar proses pendataan lebih cepat. “Masyarakat jangan panik, tetap waspada dan pastikan informasi hanya diperoleh dari BMKG dan BNPB,” pungkasnya.