astakom.com, Karawang – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa susulan sebanyak 13 kali, usai gempa utama berkekuatan megnitudo (M) 4,9 yang mengguncang wilayah Bekasi-Karawang, dan sekitarnya pada Rabu (20/8) pukul 19.45 WIB semalam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa magnitudo gempa susulan terbesar tercatat M 3,9. Sementara gempa susulan terkecil memiliki magnitudo 1,7.
“Menurut informasi BMKG per pagi ini sudah terjadi gempa susulan sebanyak 13 kali dengan magnitudo terbesar 3,9 dan magnitudo terkecil 1,7,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan video, dikutip astakom.com, Kamis (21/8).
Dampak Gempa Bekasi
BNPB, kata dia, telah mengirimkan tim reaksi cepat yang bekerja hampir semalaman untuk menyisir dan melakukan pemetaan situasi secara cepat dampak dari gempa yang terasa hingga kawasan Jabodetabek.
“Hasil dari asesmen cepat tim yang bekerja di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang bisa disampaikan bahwa gempa magnitudo 4,9 tadi malam itu berdampak di 5 kecamatan dan 9 desa,” ungkap Muhari.
Abdul menegaskan hingga pagi ini tidak ada laporan korban jiwa maupun luka akibat gempa. Namun ia mengingatkan warga tetap waspada mengingat potensi gempa susulan masih ada.
“Kami mengimbau masyarakat tetap memperhatikan informasi dari BNPB dan BMKG serta tidak mudah percaya pada berita hoaks atau prediksi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
BNPB juga meminta warga yang rumahnya terdampak segera melapor ke aparat desa atau BPBD terdekat agar pendataan bisa dilakukan lebih cepat. “Kami berharap masyarakat tetap waspada tetapi tidak perlu takut,” kata Abdul.
Analisis Gempa Bekasi
BMKG sebelumnya melaporkan terjadinya gempa berkekuatan M4,9 yang memiliki parameter update di M4,7. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berada di darat pada koordinat 6,52 Lintang Selatan dan 107,25 Bujur Timur, atau sekitar 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan kedalaman 10 kilometer.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust).
“Jenis genpabumi dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust),” terang Daryono dalam keterangan pers, Rabu (20/8) dikutip astakom.com.
Gempa dilaporkan terasa di sejumlah wilayah aglomerasi Jabodetabek. Di Bekasi, getaran tercatat pada skala intensitas III–IV MMI, di mana warga merasakan guncangan kuat hingga pintu, jendela, dan dinding berderik.
Di Purwakarta, Cikarang, dan Depok getaran berada pada skala III MMI. Sementara di Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi Timur tercatat II–III MMI. Adapun di Tangerang, Pandeglang, Cianjur, Pelabuhanratu, dan Lebak, getaran lebih ringan dengan skala II MMI.