astakom.com, Jakarta – Massa aksi demo 13 Agustus berdatangan di Alun-Alun Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan ”lengserkan Sudewo sebagai Bupati Pati.”
Berdasarkan pantauan redaksi astakom.com melalui kanal resmi CCTV Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, massa sudah mulai berdatangan sejak sekitar pukul 08.00 WIB, dengan membawa berbagai spanduk hingga alat pengeras suara.
Dalam aksi demo besar-besaran hari ini, sebuah truk tronton nampak terparkir di depan Kantor Bupati Pati, yang kemudian dijadikan panggung aksi oleh para koordinator demo 13 Agustus.
Salah satu orator dalam aksi tersebut mengungkapkan, bahwa kedatangan massa di pusat Kota Pati pada hari ini merupakan jawaban masyarakat atas undangan Bupati Pati, Sudewo.
”Kami (datang) ke sini memenuhi undangan Bupati Pati Sudewo,” katanya di atas panggung aksi, dikutip astakom.com, Rabu (13/8).
Sebelumnya, Bupati Sudewo sempat melontarkan pernyataan kontroversial yang dianggap menantang masyarakat. Sudewo mengaku tidak akan gentar dan membatalkan kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB), meskipun didemo hingga 50 ribu massa.
“Silakan lakukan (aksi demo). Jangan hanya 5.000 orang, 50.000 orang saja suruh mengerahkan. Saya tidak akan gentar, terus maju,” kata Sudewo, Selasa (15/7).
Ucapan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama dari kelompok santri dan tokoh masyarakat yang menilai sikap tersebut tidak mencerminkan pemimpin yang terbuka terhadap aspirasi rakyat.
Adapun hingga pukul 12.25 WIB siang, ribuan massa masih memadati Alun-Alun Pati yang menjadi pusat aksi demo 13 Agustus. Sebagian dari mereka nampak duduk di bawah pohon sembari menyantap makanan atau hanya untuk beristirahat.
Terlihat dalam tayangan video CCTV di lokasi berbeda, kepulan asap hitam membumbung tinggi yang disebabkan oleh aksi bakar ban yang dilakukan oleh para massa demo.
Namun demikian, aksi demo 13 Agustus di Pati masih berjalan aman dan kondusif. Pihak aparat gabungan pun terlihat masih berjaga di lokasi untuk mengamankan jalannya aksi.
Wakapolresta Pati, AKBP Petrus Silalahi menyampaikan kepada jajaran yang bertugas melakukan pengamanan, agar mengedepankan pendekatan humanis dan dialogis, tidak ada penggunaan senjata api saat pengamanan unjuk rasa, serta harus berpedoman pada SOP (Standar Operasional Prosedur).
“Seluruh personel Polresta Pati diharapkan selalu siap siaga dan responsif dalam mengatasi setiap dinamika yang berkembang di lapangan,” ujar Petrus dalam arahannya dalam apel pengamanan demo 13 Agustus.
Pihaknya menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Pati. Segala aktifitas masyarakat dipastikan mendapatkan rasa aman dalam melakukan kegiatan aktifitas sehari-hari.
“Kabupaten Pati harus aman, Kabupaten Pati harus nyaman tidak boleh ada siapapun yang mengusik ketentraman masyarakat karena ini tanggung jawab kita sebagai anggota Polri,” tambah Petrus.
Duduk Perkara Demonstrasi
Sebagai informasi, bahwa aksi demo 13 Agustus mulanya dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen, yang diterapkan oleh Bupati Pati Sudewo.
Kebijakan tersebut lantas mendapat atensi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Ketua DPD Jawa Tengah, Sudaryono. Kepala negara, kata Sudaryono, meminta agar kebaikan yang memberatkan rakyat tersebut dibatalkan.
“Hal ini sudah mendapatkan atensi langsung dari Bapak Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto) bahwa ini harus disampaikan kepada Bupati untuk membatalkan kebijakan itu,” ujar pria yang akrab disapa Mas Dar melalui akun Instagram resminya, dikutip astakom.com, Minggu (10/8).
Dia menegaskan, bahwa Presiden Prabowo lebih mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang pembangunan di Kabupaten Pati, yang menjadi alasan Sudewo mengeluarkan kebijakan kontroversial tersebut.
Ketimbang menaikkan tarif pajak, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati diminta untuk mencari pos-pos pendanaan lainnya, seperti investasi untuk program-program pembangunan di wilayah pesisir Pulau Jawa tersebut.
“Dan Alhamdulillah Bupati langsung tegak lurus melaksanakan perintah dan berujung tadi, sudah diumumkan cancel (batal),” tegasnya.