astakom.com, Jakarta – Sutradara Hanung Bramantyo turut menanggapi polemik yang melibatkan film animasi Merah Putih One For All.
Melalui akun media sosialnya, Hanung mengungkapkan kekecewaan atas kualitas film yang tengah ramai dibicarakan publik menjelang perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia.
“7 MILYAR untuk Film Animasi, potong Pajak 13% kisaran 6M, kalo toh tidak dikorupsi hasilnya TETAP JELEK!!!! FYI, standar Film Animasi yang bagus minimal 30M plus 10M promosi dan dikerjakan dalam jangka waktu 5 tahun,” tulis Hanung di akun Instagram pribadinya @hanungbramantyo, dikutip astakom.com, Senin (11/8).
Film produksi Perfiki Kreasindo itu menuai sorotan usai merilis trailer resmi pada awal Agustus. Banyak warganet menilai kualitas visualnya belum maksimal, bahkan tak sedikit yang membandingkannya dengan animasi lokal lain yang pernah sukses, seperti JUMBO.
Cerita dan Latar Produksi
Merah Putih One For All baru memulai proses produksi pada Juni 2025. Kisahnya mengangkat petualangan delapan anak dari beragam latar belakang budaya yakni Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa.
Mereka harus bersatu menyelamatkan bendera merah putih yang hilang secara misterius tiga hari sebelum peringatan kemerdekaan dimulai.
Anggaran Produksi
Film berdurasi 70 menit ini, disutradarai Endiarto dan Bintang, dengan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif. Sonny menyebut, biaya produksinya mencapai Rp6,7 miliar.
Nominal ini jauh di bawah standar yang disebut Hanung untuk menghasilkan film animasi berkualitas tinggi, yakni minimal Rp30 miliar plus Rp10 miliar promosi, dengan waktu pengerjaan hingga lima tahun.
Jadwal Tayang
Merah Putih One For All dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Pada tanggal yang sama, tiga film lain juga akan tayang, yaitu drama La Tahzan, komedi Tinggal Meninggal, dan horor Panggilan dari Kubur.
Meskipun banyak mendapat kritik, hingga kini pihak produser belum memberikan pernyataan resmi terkait kritik Hanung maupun reaksi public lainnya.