astakom, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen pada kuartal II 2025. Pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir seluruh wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi secara spasial menunjukkan penguatan merata, namun Jawa dan Sulawesi masih menjadi wilayah yang dominan.
“Pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut ditopang oleh industri pengolahan,” kata Edy dalam konferensi pers, dikutip astakom.com, Selasa (5/8).
Sulawesi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 5,83 persen, sementara Jawa tumbuh 5,24 persen. Kendati demikian, Jawa tetap menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan andil 56,94 persen.
Edy merinci, sektor industri pengolahan, perdagangan, dan informasi-komunikasi menjadi pendorong utama pertumbuhan di Jawa. Provinsi DKI Jakarta menjadi kontributor tertinggi di kawasan ini, dengan andil mencapai 1,45 persen.
Di Sulawesi, terdapat dorongan signifikan dari sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan.
Sementara di wilayah Sumatera, pertumbuhan ditopang oleh sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan, dengan Sumatera Utara sebagai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kawasan.
Selain itu,.wilayah Bali dan Nusa Tenggara juga menunjukkan geliat kuat, terutama didorong sektor akomodasi, makan-minum, serta perdagangan. Kemudian Kalimantan tumbuh berkat sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan.
Di sisi lain, kawasan Maluku dan Papua masih mencatatkan pertumbuhan yang relatif lebih rendah, meskipun sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian tetap menjadi penggerak.
Selain pertumbuhan sektoral dan regional, BPS juga mencatat konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB) menjadi penopang utama perekonomian nasional.
“Hal tersebut didorong oleh peningkatan kebutuhan rumah tangga dan mobilitas masyarakat, serta permintaan akan barang modal untuk mendukung aktivitas produksi,” terang Edy.
Dengan peta pertumbuhan yang semakin kompleks dan dinamis ini, pemerintah diharapkan mampu mendorong akselerasi pembangunan yang lebih merata, khususnya di kawasan timur Indonesia.