Astakom, Jakarta – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, suara patriotik bergema dari Senayan. Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian, menyerukan agar bangsa Indonesia kembali menghayati makna terdalam dari Bendera Merah Putih.
Baginya, Sang Saka bukan sekadar kain berkibar di tiang, melainkan torehan sejarah yang dijahit oleh harapan dan disirami oleh darah serta doa para pejuang.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
“Merah Putih itu bukan hanya warna. Ia adalah warisan yang mengandung nilai perjuangan, pengorbanan, dan harapan. Setiap kali berkibar, ia mengingatkan kita pada semangat persatuan yang dibayar mahal oleh para pendiri bangsa,” ujar Kawendra.
Di tengah suasana sosial politik yang semakin kompleks, Kawendra menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan tidak gampang terprovokasi isu-isu pemecah belah.
“Kita kibarkan Merah Putih bukan karena negeri ini sempurna, tapi karena kita tak pernah berhenti mencintainya. Justru karena cinta itu, kita terus berupaya memperbaiki dan menyempurnakan Indonesia,” tegasnya.
Kawendra juga mengingatkan agar masyarakat bersikap kritis namun tetap bijak, khususnya menghadapi derasnya arus narasi di media sosial. Ia menegaskan, bangsa ini hanya bisa maju dengan kolaborasi, bukan konflik.
“Bangsa ini tidak dibangun oleh kebencian atau perpecahan, tapi oleh tekad untuk bersatu di tengah perbedaan. Mari kita jaga Merah Putih bukan hanya di tiang bendera, tapi juga dalam hati dan sikap kita sehari-hari,” katanya penuh makna.
Mengakhiri pesannya, Kawendra mengajak seluruh rakyat menjadikan bulan kemerdekaan ini sebagai momentum memperkuat semangat kebangsaan dan gotong royong.