astakom, Jakarta, — Peringatan dini tsunami dari BMKG gegerkan publik! Gempa dahsyat bermagnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, memicu kewaspadaan di sejumlah wilayah timur Indonesia.
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Novita Wijayanti, langsung bersuara lantang.
“Ini bukan waktu untuk menunggu. Saya mendorong seluruh instansi terkait — terutama BMKG, Basarnas, dan Ditjen Laut — untuk segera mengaktifkan protokol tanggap darurat di wilayah pesisir timur Indonesia,” tegasnya, Kamis (31/7).
Baca juga
BMKG mencatat, ada 10 daerah di Indonesia timur yang masuk status WASPADA tsunami, Talaud, Halmahera Utara, Manokwari, Sorong, Biak, hingga Jayapura. Meski ketinggian gelombang diperkirakan <0,5 meter, risiko arus kuat tetap mengancam masyarakat pesisir. Warga pun diminta segera menjauhi pantai hingga peringatan resmi dicabut.
Novita menekankan pentingnya kecepatan koordinasi antar lembaga. “Jangan sampai ada wilayah yang terlambat menerima peringatan. Koordinasi lintas lembaga harus berjalan real-time, dan komunikasi ke masyarakat harus ringkas, jelas, dan langsung ke titik risiko,” ujarnya, seperti dikutip astakom.com.
Tak hanya itu, ia meminta Basarnas dan Pemda setempat menyiagakan personel, alat evakuasi cepat, serta titik pengungsian darurat. BMKG pun didorong untuk menyebarkan informasi secara cepat, masif, dan mudah dipahami masyarakat.
Sebagai wakil rakyat dari Cilacap dan Banyumas—daerah yang juga rawan tsunami Novita tahu betul pentingnya kesiapsiagaan permanen, bukan musiman. “Bencana tidak menunggu kita siap. Maka dari itu, pemerintah pusat dan daerah harus hadir bersama rakyat dalam situasi darurat seperti ini,” tegasnya.
Novita memastikan Komisi V DPR RI akan terus mendesak percepatan anggaran untuk penguatan Basarnas, pemetaan ulang wilayah rawan, simulasi evakuasi berkala, hingga pembaruan sistem peringatan BMKG.
“Kami di Komisi V DPR RI akan terus mendorong percepatan anggaran untuk penanganan bencana, penguatan sarana Basarnas, serta pembaruan sistem peringatan BMKG agar kejadian serupa bisa direspons lebih efektif,” tambahnya.