astakom. Jakarta — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Almuzzammil Yusuf, bersama jajaran pimpinan partai menemui Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Istana Negara pada Selasa (29/7) sore. Pertemuan berlangsung dalam suasana kesejukan dan penuh semangat kebangsaan.
“Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman jurnalis yang hadir pada kesempatan sore hari ini,” ujar Almuzzammil Yusuf kepada media usai pertemuan.
Baca juga
PKS hadir dengan formasi lengkap, antara lain Ketua Majelis Syura Mohamad Sohibul Iman, Presiden PKS Almuzzammil Yusuf, Sekretaris Jenderal Muhammad Kholid, Bendahara Umum Noerhadi, Ketua Fraksi PKS DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, dan Kepala Kantor Staf Presiden PKS Pipin Sopyan.
Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk bersilaturahmi sekaligus berdiskusi strategis mengenai berbagai isu kebangsaan. Menurut Almuzzammil, salah satu pembahasan utama adalah penguatan kualitas demokrasi nasional.
“Kami berbincang dengan Presiden Prabowo tentang bagaimana ke depan kita bisa memelihara demokrasi yang sehat, tidak berbiaya tinggi, dan mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar diharapkan masyarakat,” jelasnya.
Isu pemberantasan korupsi juga mengemuka. PKS dan Presiden RI membicarakan langkah konkret untuk mengurangi praktik politik uang serta korupsi secara umum di Indonesia. Selain itu, penguatan amanat konstitusi Pasal 33 UUD 1945 turut menjadi fokus diskusi.
“Kami berbicara tentang pentingnya kekayaan alam Indonesia. Bumi, air, dan seluruh sumber daya di dalamnya betul-betul digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ini adalah komitmen besar Presiden Prabowo,” ungkap Almuzzammil.
Diskusi juga menyinggung pentingnya merancang sistem perekonomian nasional yang berlandaskan keadilan sosial dan kedaulatan sumber daya. Almuzzammil menilai penyusunan regulasi terkait hal tersebut sangat dibutuhkan dan menjadi agenda penting ke depan.
Tak hanya isu domestik, pembahasan juga mencakup peran strategis Indonesia di dunia Islam, khususnya terkait konflik Palestina.
“Kami membahas tentang posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan pentingnya Indonesia berperan lebih aktif di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk mendorong Indonesia untuk bisa menjadi Sekjen atau setidaknya Wakil Sekjen OKI,” terangnya.
Almuzzammil menambahkan, Presiden Prabowo menunjukkan perhatian besar terhadap isu-isu tersebut, terutama menyangkut peran Indonesia sebagai kekuatan moderat dalam dunia Islam global.
“Semua isu besar ini akan terus kami dalami melalui bidang-bidang kajian masing-masing partai dan fraksi di DPR. Selanjutnya akan dibahas secara lebih intensif di parlemen,” tambahnya.
Selain pembahasan isu-isu strategis, pertemuan ini juga menjadi ajang perkenalan kepengurusan baru PKS kepada Presiden RI. Namun, Almuzzammil menegaskan bahwa fokus utama bukanlah soal kepartaian, melainkan isu nasional yang disepakati bersama untuk ditindaklanjuti secara serius.