astakom, Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Australia kembali menegaskan komitmen bersama dalam menanggulangi ancaman terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan. Komitmen ini diwujudkan melalui Pertemuan ke-10 Konsultasi Bilateral Penanggulangan Terorisme antara kedua negara yang digelar di Jakarta, pada pekan ini.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Eddy Hartono menyatakan, bahwa kegiatan ini menjadi bagian integral dari implementasi Plan of Action for the Indonesia-Australia Comprehensive Strategic Partnership 2025–2029, khususnya pada pilar ketiga yang memprioritaskan kerja sama keamanan dan penegakan hukum.
Baca juga
“Pertemuan bilateral ini merupakan bagian dari implementasi hasil pertemuan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Jakarta pada 15 Mei 2025 lalu,” ujar Eddy dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Minggu (27/7).
Berbagai inisiatif diperkuat dalam forum ini, seperti pertukaran informasi antar lembaga penegak hukum, pengembangan riset, penyelenggaraan seminar dan lokakarya, serta program peningkatan kapasitas melalui Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC).
Tak hanya itu, kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil (OMS) dan dukungan di forum regional dan multilateral juga menjadi bagian dari agenda kerja sama.
BNPT juga memberikan apresiasi atas kontribusi Australia melalui mekanisme Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ), yang kini akan memasuki fase baru, yakni AIPJ3, dengan fokus pada isu terorisme dan kejahatan transnasional.
“Kami mendukung terhadap kelanjutan program AIPJ3 yang akan fokus pada isu terorisme dan kejahatan transnasional,” ungkapnya.
Tak hanya dari sisi kelembagaan, Australia juga berperan aktif dalam mendukung penguatan struktur analisis strategis di Indonesia.
Dukungan dari Kementerian Dalam Negeri Australia (Home Affairs) turut berkontribusi dalam pengembangan Pusat Data dan Analisis Strategis BNPT (Pusdalsis), termasuk pembentukan sistem National Threat Assessment serta pelatihan bagi para analis BNPT.
“Saya ingin mengapresiasi atas dukungan dan kerja sama dari Home Affairs,” tuturnya.
Sementara itu, Duta Besar Australia untuk isu penanggulangan terorisme, Gemma Huggins menegaskan komitmen negaranya terhadap kerjasama dan kemitraan yang kuat dengan Indonesia di bidang penanggulangan terorisme.
“Kami terus membangun kerja sama yang sudah kuat di seluruh kemitraan strategis komprehensif Australia-Indonesia dan kemitraan penanggulangan terorisme Australia-Indonesia merupakan aspek utama kerja sama keamanan strategis kita,” katanya.
Melalui konsultasi bilateral ini, Huggins berharap bentuk-bentuk penguatan kerjasama dapat dibahas dengan baik sehingga mampu menjawab tantangan penanggulangan terorisme.
“Saya berharap dapat berbagi penilaian kami dan membahas bentuk-bentuk penguatan kerjasama kita dengan tujuan untuk mengatasi beberapa tantangan ini. Saya mengumpulkan anggota inti komunitas penanggulangan terorisme Australia untuk membantu memfasilitasi diskusi ini,” jelasnya.
Delegasi seluruh pemerintahan ini, lanjut dia, menekankan pentingnya memperkuat kemitraan penanggulangan terorisme yang semakin erat, demi membangun kawasan yang lebih aman dan stabil melalui kerja sama yang strategis dan berkelanjutan.