astakom, Jakarta – Indonesia mencetak sejarah baru di bidang pertahanan udara dengan penandatanganan kontrak pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN buatan Turki. Kesepakatan ini bukan hanya soal pengadaan, tetapi juga mencakup kerja sama transfer teknologi dan produksi bersama dengan PT Dirgantara Indonesia.
“Kesepakatan ini menjadi salah satu ekspor jet tempur terbesar bagi Turki,” dikutip oleh Astakom dari Hurriyet Daily New, Minggu (27/7).
Baca juga
Kesepakatan ini mempertegas komitmen Indonesia dalam modernisasi armada tempurnya sekaligus memperkuat industri kedirgantaraan nasional.
Dalam perjanjian tersebut, sebagian unit KAAN akan dirakit di Indonesia, membuka peluang besar untuk meningkatkan keahlian SDM lokal dan memperkuat rantai pasok pertahanan dalam negeri.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapabilitas TNI AU, tetapi juga membuka peluang bagi peningkatan kapasitas produksi dan inovasi industri dirgantara nasional.
Jet tempur KAAN adalah pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI). Pesawat ini dirancang untuk memiliki keunggulan stealth (siluman), avionik canggih, radar AESA, serta kemampuan tempur jarak dekat dan jarak jauh.
Dengan teknologi mutakhir, KAAN diharapkan mampu menjadi tulang punggung pertahanan udara Indonesia bersama armada tempur lainnya yang sudah lebih dulu dioperasikan.
Pembelian KAAN menambah bobot diplomasi pertahanan Indonesia di Asia Tenggara dan memperluas jejaring alih teknologi dengan negara-negara produsen senjata non-tradisional.
Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa Indonesia mulai mendiversifikasi mitra strategisnya, tidak hanya bergantung pada pemasok lama seperti Amerika Serikat dan Rusia.
“Langkah Indonesia ini bisa membuka babak baru dalam kerja sama pertahanan Turki-Indonesia,” dikutip oleh Astakom dari Hurriyet Daily News.
Melalui kesepakatan KAAN, pemerintah berharap transfer teknologi dan perakitan lokal akan menjadi batu loncatan bagi pengembangan pesawat tempur generasi berikutnya buatan anak bangsa.
Langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Indonesia untuk membangun industri pertahanan yang mandiri dan berdaya saing global, tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga sebagai produsen.